Dari novel ketika cinta bertasbih 1 dapat diambil hikmah bahwa ketika menuntut ilmu perlu kiranya menerima apa yang ada. Tidak perlu bermewah-mewah dalam rangka menuntut ilmu itu. Bekerja dan belajar adalah hal yang utama. Belajar di sela-sela kesibukan bekerja. Dan mengutamakan belajar untuk mencapai pretasi. Memang gelar akademik tidak menentukan kesuksesan hidup seseorang. Namun sangat perlu sebagai wahana untuk bertaqarrub kepada Allah. Dan dijelaskan dalam kitab kuning sebagai salah satu tanda ilmu yang bermanfaat adalah dengan bertambah ilmu seseorang maka akan bertambah pula takwanya kepada Allah SWT.
Pernikahan di atas cinta kasih dan dilalui dalam ridha ilahi akan lebih bermakna. Dalam rangka untuk beribadah kepada Allah. Dibuktikan juga bahwa dengan keadaan yang apa adanya namun ada keinginan kuat untuk menempuh ilmu dan dan motivasi dari isteri tercinta segala sesuatu akan lebih mudah. Menempuh gelar s2 dalam keadaan pas-pasan juga menghasilkan hasil yang luar biasa.
Abdullah khoirul azzam nama yang bagus. Sebagus juga perangainhya. Ada yang bisa dijadikan contoh. Bahwa kalau kita mau berusaha dan tekad yang bulat maka segala sesuatu akan tercapai. Maka jangan berbelok arah ketika sudah mempunyai cita-cita. Bila tujuannya studi sampai program doktor, maka semua waktu dikonsentrasikan kesana. Tak lupa perlu berusaha belajar membaca al-qur’an dan digurukan. Lebih-lebih dapat sanad yang langsung bersambung dengan rasulullah. Ini menjadi pegangan dan prestasi tersendiri. Perlu waktu kapan bisa melakukannya. Juga kapan waktunya bisa membaca kitab kuning. Ini juga perlu direncakan sejak sekarang kapan target ini mulai di laksanakan.
Wallahu a’lam bi al shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar