Sabtu, 30 Januari 2010

ANALISA SOSIAL: Sebuah Pengantar

Beberapa hari lalu ada teman dari mahasiswa STAIM datang ke rumah. Setelah berbicara panjang lebar mengenai kabar masing-masing lalu memberikan undangan untuk bisa ikut mengisi acara Latihan Kepemimpinan Mahasiswa. Setelah melihat jadwal acara dan pentingnya acara tersebut sekaligus agar bias bersilaturahmi maka saya jawab insyaAllah permohonan tersebut.

Alhamdulillah, rasa syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan islam kepada kita. Karena dengan nikmat tersebut bisa membawa kita kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Mengapa dengan berislam bisa membawa kesejahteraan atau kebahagiaan?sebagaimana kalau kita mendengarkan pada setiap khutbah sholat Jumat, khotib selalu mewasiatkan dua hal yakni menjaga ketakwaan sebagai manifestasi perilaku dari iman dan menjaga berislam (wala tamutunna illa waantum muslimun). Janganlah kamu mati kecuali masih dalam keadaan berislam. Sehingga suatu kerugian besar bila kita meninggal dalam ghoiru Islam. Dengan kata lain hanya agama Islamlah yang bisa menjawab persoalan kemanusiaan. Kedua, sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW. Beliaulah yang membawa risalah ilahi sebegai penerang kehidupan manusia dari kegelapan hati nurani. Semoga dengan lantunan sholawat dari Allah kepada Kanjeng Nabi atsarnya bisa sampai kepada kita dengan bisa meneladani perilaku beliau dan di hari akhir mendapatkan syafaatnya. Amin.

Ada ritual yang Nabi jalankan sebelum mendapatkan risalah kenabian. Yakni berkhalwat (mengasing diri) di Gua Hira’. Ini dilakukan tidak satu dua hari tetapi terkadang bahkan berhari-hari. Dilihat dari letak gua yang berada di puncak sebuah gunung di Mekkah (wilayah Hijaz nama daerah sebelum Saudi Arabia sekarang). Bisa digambarkan dengan berada di dataran yang tinggi itu, bisa melihat seluruh keadaan Mekkah. Tidak hanya wilayahnya juga seluruh kehidupan penduduknya bisa dipotret dengan jelas. Sehingga dengan berada dalam kesendirian, Nabi merenung. Atau dengan bahasa sekarang menganalisa keadaan kaumnya. Bagaimana yang seharusnya dikerjakan? Selang beberapa waktu kemudian Malaikat Jibril datang membawa wahyu. Wahyu pertama yang diterimakan adalah iqra’. Bacalah. Padahal menurut riwayat Nabi dikenal sebagai seorang yang ummi (tidak bisa membaca dan menulis). Sehingga beliau menjawab saya tidak bisa membaca. Namun ada juga ulama yang memaknai ummi dengan realitas masyarakat Mekkah waktu itu yang tidak bisa membaca dan menulis. Jadi Nabi adalah pemimpin dari masyarakat yang tidak bisa baca tulis. Apalagi salah satu sifat wajib para anbiya’ adalah fatonah.

Berkaitan dengan membaca. Sebenarnya tanpa kita sadari sudah sejak awal kita diperintahkan untuk membaca. Membaca apa saja. Membaca buku, membaca cerita, membaca perilaku masyarakat, membaca tingkah laku pejabat, membaca hati nurani masyarakat dan lainnya. Saya pikir setiap orang sekarang ini sudah banyak yang bisa membaca. Apalagi ada program wajib belajar sekolah dasar sehingga dimungkinkan anak-anak kecil sudah bisa baca tulis. Bagi orang dewasa, pemerintah juga menggalakkan program keaksaraan fungsional. Namun masih sedikit yang bisa mengimplementasikan dari hasil membaca. Dalam arti dihayati lalu diamalkan untuk merubah kehidupan. Apalagi tingkat membaca masyarakat kita yang masih tergolong rendah. Ditunjang lagi dengan harga buku yang mahal pula.

Namun dari itu ada hal yang bisa kita petik hikmah dari sirah Nabi di atas. Setelah Nabi menerima wahyu iqra’. Ada perubahan besar yang dilakukan. Setelah membaca keadaan masyarakat yang dikenal dengan masyarakat jahiliah secara menyeluruh lalu Nabi melakukan berbagai tahap persiapan untuk berdakwah. Dan dalam tempo 23 tahun lalu Islam menyebar keseluruh Jazirah Arab dan bahkan ke seluruh dunia sampai kepada kita sekarang ini. Dan bahkan jumlah umat Islam sekarang ini hampir menyampai umat Kristen.

Mengapa Ansos?
Mahasiswa dikenal sebagai agent social of change (agen perubahan sosial). Dan dalam rentang waktu 10-15 yang akan datang akan menjadi pemimpin. Sebagaimana ditulis dalam nasyidnya mustafa al-ghulayani, syubbanul yaum sayyidul ghadd. Pemuda sekarang ini adalah pemimpin masa depan. Maka perlu bagi mahasiswa untuk memiliki kesadaran dalam melihat realitas sosial. Untuk menopang kesadaran ini dibutuhkan kemapanan dan kematangan alat dalam membaca realitas sosial itu sendiri.

Ansos?
Definisi ansos tidak selalu dipakai dalam pengertian yang sama. Namun ansos bisa dipahami sebagai usaha untuk menganalisis suatu keadaan atau masalah sosial secara objektif, upaya ini dilakukan untuk menempatkan suatu masalah tertentu dalam konteks realitas sosial yang lebih luas yang mencakup konsep waktu sejarah), konteks struktur (ekonomi, sosial, politik, budaya, konteks nilai, konteks tingkat atau arah lokasi, yang dlam prosesnya analisis sosial merupakan usaha untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai hubungan-hubungan struktural, kultural dan historis dari situasi sosial yang diamati.

Ruang lingkup ansos?
Pada dasarnya semua realitas sosial dapat dianalisis, namun dalam konteks transformasi sosial maka paling tidak objek analisa sosial harus relevan dengan target perubahan sosial yang direncanakan yang sesuai dnegan visi atau misi organisasi.

Objek sosial yang dianalisis
Objek sosial yang bisa dianalisis adalah berbagai masalah-masalah sosial misalnya kemiskinan, pelacuran, pengangguran, kriminalitas. Lalu sistem sosial seperti tradisi, ukm, sistem pemerintahan, sistem birokrasi, pranata sosial dll. Juga lembaga atau organisasi sosial seperti layanan perpajakan, layanan rumah sakit, layanan pemerintahan, NU, Muhammadiyah, BEM ll. Serta kebijakan publik diantaranya: dampak skandal bank century, dampak hasil kasasi MA tentang ujian nasional.

Butuhkah Ansos butuh teori?
Teori dan fakta berjalan secara simultan, teori sosial merupakan refleksi dari fakta sosial. Sementara fakta sosial akan mudah di analisis melalui teori sosial. Teori sosial melibatkanisu-isu mencakup filsafat, untuk memberikankonsepsi-konsepsi hakekat aktifitas sosial dan perilaku maunis yang ditempatkan dalam realitas empiris. Charles Lemert (1993) dalam ocial Theory: The Multicultural and Classic Readings menyatakan bahwa teori realitas sosial memang merupakan basis dan pijakan teknis untuk bisa survive.

Langkahnya?
- menetapkan posisi atau orientasi memilih dan menentukan objek analisis
- pengumpulan data atau informasi penunjang
- identifikasi dan analisis masalah
- mengembangkan persepsi (diskusi/pembahasan)
- menarik kesimpulan

wallahu a’lam bi al shawab

* Makalah disampaikan pada Latihan Kepemimpinan Mahasiswa BEM STAI Miftahul ‘Ula Nganjuk tanggal 5 Desember 2009 di PP Darul Falah Pandanarum Nganjuk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar