Sabtu, 24 Januari 2015

Bila Malaikat Ingin Menjadi Manusia



Suatu saat nabi dawuh kepada sahabat Ali bahwasanya malaikat jibril suatu ketika ingin menjadi manusia karena melihat betapa besar beberapa amalan ibadah. Diantaranya ada enam perkara yakni salat lima waktu berjamaah dengan imam, senang berkumpul dengan ulama, menjenguk orang yang sakit, mengantarkan jenazah ke makam, member minuman orang yang kehausan, dan memuliakan tetangga dan anak yatim.
Salat lima waktu bersama imam maksudnya setiap kali salat dilakukan berjamaah dengan imam. Ada juga yang mengatakan si makmum mengetahui takbiratulnya imam dan mengikutinya. Jadi tidak ketinggalan dengan takbirnya imam. Sungguh sangat terasa kebesaran Islam bila semua muslim datang ke masjid musala terdekat untuk salat berjamaah setiap waktu. Memang berat apalagi bersamaan dengan kerja mencari rizki. Hanya orang yang sungguh-sungguh saja yang bisa melaksanakan hal ini.
Berjamaah sangat penting artinya. Karena banyak hikmah yang bisa dipetik. Diantaranya persatuan dan kebersamaan, persamaan dihadapan Tuhan. Ada dua salat yang sangat berat dilakukan yakni salat Isak dan subuh. Bahkan kita juga diperintahkan untuk menjaga salat wusta. Ada yang memaknai dengan salat asar. Memang salat asar waktunya agak magak. Waktunya selepas pulang kerja. Matahari mulai masuk peraduan, jalan macet, badan lelah sehabis kerja. Bila tidak memperhatikan bisa saja salat ini akan terlewati tanpa bekas.
Berkumpul bersama ulama. Ulama adalah ahli ilmu agama. Namun tidak menutup kemungkinan orang yang ahli dibidang ilmu tertentu. Namun biasanya ulama jenis ini juga alim dibidang agama. Ulama adalah pelestari ajaran Nabi, memberi penerang gelapa gulitanya umat dari kebodohan ilmu. Bersama ulama maka cahaya hidayah senantiasa akan diterima oleh umat. Dengan demikian jalan kehidupan akan sesuai relnya.
Ada caranya masyarakat harus datang ke kediaman ulama untuk berguru. Namun ada juga masyarakat yang menyediakan forum pengajian yang mendatangkan ulama. Bisa di masjid, musala atau rumah. Karena manusia adalah manusia pembelajar sebaiknya masyarakat sekitar meluangkan waktu di majelis ilmu tadi.
Menjenguk orang sakit juga merupakan akhlak yang mulia. Biasanya kita menjenguk bila yang sakit berada di rumah sakit. Dengan asumsi memang sudah agak parah dan perlu perawatan khusus. Bila sakit di rumah dianggap hanya penyakit biasa saja yang akan cepat sembuh dengan sendirinya. Sehingga tidak perlu dijenguk.
Walau tidak opname di rumah sakit juga tetap baik bila tetap dijenguk. Syukur-syukur membawa buah tangan. Walau tidak harus mahal. Memang semacam itu contoh dari Nabi. Namun bila tidak ada yang dibawa cukup datang menjenguk dengan tutur kata yang baik dan mendoakan. Itulah bagian dari adab menjenguk orang yang sakit.
Mengantar jenazah juga bagian dari akhlak yang baik. Sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada yang meninggal. Ada hikmah dibalik ini bahwasanya orang yang mengantar adalah sementara. Suatu saat nanti kita juga akan mengalami hal yang sama. Dari hal ini aka nada rasa semeleh. Pangkat, kekayaan, status social tinggi, jabatan akan tidak ada artinya lagi atau tidak akan terus dibawa ke alam kubur. Semua hal itu akan ditanggalkan. Akan tumbuh rasa rendah hati antar sesama manusia. Ternyata manusia butuh tolong menolong. Dengan hal ini akan terasa damai dalam hidup.
Memberi minum orang yang haus. Air adalah bagian terbesar dalam tubuh kita. Bila kekurangan air bisa dehidrasi sehingga mengurangi kemampuan aktivitas keseharian. Bila ini terjadi akan segera teratasi bila secepatnya diberi minum. Memberi minum orang yang kehausan inilah yang termasuk bagian dari akhlak mahmudah. Dulu rumah-rumah orang desa di depannya disediakan kendi (tempat air dari tanah). Siapapun yang lewat boleh minum. Dugaan saya ini adalah aplikasi dari dawuhnya Nabi tersebut sebagai bagian dari kearifan local yang perlu diuri-uri.
Seperti suatu desa di daerah Banyuwangi. Siapapun yang datang ke rumah pasti disediakan kopi sebagai minumannya. Karena hal ini menarik sehingga kemarin masuk dalam agenda pariwisata tahunan di sana. Tidak usah jauh-jauh desa sekitar kita bahkan mungkin desa kita sendiri bila ada tamu tuan rumah akan buru-buru gupuh. Mungkin ada sesuatu persediaan yang bisa dihidangkan. Bisa makanan minimal minuman kopi atau the. Bila praktisnya biasanya menyediakan air kemasan.
Amal saleh lainnya adalah mendamaikan orang yang berselisih. Mendamaikan orang yang bertengkar adalah hal yang baik. Sudah banyak contoh mulai dari Nabi ketika ada rebutan peletakan hajar aswad pada tempatnya. Ini terjadi sebelum beliau diangkat menjadi Nabi. Tokoh ulama kita pun banyak juga yang melakukannya. Sekarang kita bagaimana? Contoh kecil terkadang kita juga kewalahan bila anak-anak kita yang kecil bertengkar. Bisa karena rebutan jajan, bantal, boneka dan sejenisnya. Ini adalah problem sederhana yang menjadi ujian bagi kita untuk mendamaikannya. Bila berhasil maka ada peluang bisa menyelesaikan problem yang lebih besar lagi. Semoga.
Memuliakan tetangga dan anak yatim. Tetangga adalah orang yang terdekat dengan rumah kita. Bisa dari kiri kanan depan belakang rumah kita. Seorang muslim berusaha untuk menjaga tangan dan mulut dari menyakiti tetangga. Hal ini mengingat tetangga adalah termasuk bagian terpenting dalam hidup. Bahkan terkadang mengalahkan saudara sekalipun.
Ada contoh menarik dari Imam Hasan Albasri. Beliau tinggal di rumah susun bersama isteri beliau. Di atasnya tinggal orang Nasrani. Tidak diketahui oleh tetangga orang Nasrani ini bila kamar mandinya itu bocor sehingga najisnya menetes ke rumah Imam Hasan. Dan ini baru diketahuinya 20 tahun kemudian. Setelah ia berkunjung ke rumah di bawahnya. Karena baiknya Imam Hasan si tetangga ini lalu mengucapkan dua kalimah sahadat.
Mengenai memuliakan anak yatim memang tidak ada keraguan untuk melakukannya. Hanya saja terkadang kita berat untuk memulai. Dengan alasan menunggu kaya atau ada uang. Padahal kita bisa melakukannya sekarang dengan kemampuan yang ada. Belum bisa banyak bisa dimulai dengan kemampuan yang dipunyai. Misalnya tenaga, fikiran, bisa juga materi. Memang lebih baik si yatim dididik di rumah kita selayaknya dijaga seperti anak sendiri. Namun bila belum mampu bisa belajar dengan membantu meringankan beban hidupnya. Misalnya membantu biaya pendidikannya.
Inilah diantara amal-amal saleh yang membuat malaikat ingin seperti manusia. Namun apa bisa? Pada dasarnya penciptaan malaikat tidak sama dengan manusia. Malaikat tidak mempunyai napsu, hanya taat kepada perintah Allah. Dan tidak mungkin berbuat melanggar perintahNya. Sedang manusia dilengkapi napsu dan akal. Melihat hal ini semoga hari-hari kedepan kita tetap dianugeri iman, Islam dan ihsan. Amin. Wallahul a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar