Suatu saat nabi dawuh
kepada sahabat Ali bahwasanya malaikat jibril suatu ketika ingin menjadi
manusia karena melihat betapa besar beberapa amalan ibadah. Diantaranya ada
enam perkara yakni salat lima waktu berjamaah dengan imam, senang berkumpul
dengan ulama, menjenguk orang yang sakit, mengantarkan jenazah ke makam, member
minuman orang yang kehausan, dan memuliakan tetangga dan anak yatim.
Salat lima waktu bersama
imam maksudnya setiap kali salat dilakukan berjamaah dengan imam. Ada juga yang
mengatakan si makmum mengetahui takbiratulnya imam dan mengikutinya. Jadi tidak
ketinggalan dengan takbirnya imam. Sungguh sangat terasa kebesaran Islam bila
semua muslim datang ke masjid musala terdekat untuk salat berjamaah setiap
waktu. Memang berat apalagi bersamaan dengan kerja mencari rizki. Hanya orang
yang sungguh-sungguh saja yang bisa melaksanakan hal ini.
Berjamaah sangat penting
artinya. Karena banyak hikmah yang bisa dipetik. Diantaranya persatuan dan
kebersamaan, persamaan dihadapan Tuhan. Ada dua salat yang sangat berat
dilakukan yakni salat Isak dan subuh. Bahkan kita juga diperintahkan untuk
menjaga salat wusta. Ada yang memaknai dengan salat asar. Memang salat asar
waktunya agak magak. Waktunya selepas pulang kerja. Matahari mulai masuk
peraduan, jalan macet, badan lelah sehabis kerja. Bila tidak memperhatikan bisa
saja salat ini akan terlewati tanpa bekas.
Berkumpul bersama ulama.
Ulama adalah ahli ilmu agama. Namun tidak menutup kemungkinan orang yang ahli
dibidang ilmu tertentu. Namun biasanya ulama jenis ini juga alim dibidang
agama. Ulama adalah pelestari ajaran Nabi, memberi penerang gelapa gulitanya
umat dari kebodohan ilmu. Bersama ulama maka cahaya hidayah senantiasa akan
diterima oleh umat. Dengan demikian jalan kehidupan akan sesuai relnya.
Ada caranya masyarakat
harus datang ke kediaman ulama untuk berguru. Namun ada juga masyarakat yang
menyediakan forum pengajian yang mendatangkan ulama. Bisa di masjid, musala
atau rumah. Karena manusia adalah manusia pembelajar sebaiknya masyarakat
sekitar meluangkan waktu di majelis ilmu tadi.
Menjenguk orang sakit
juga merupakan akhlak yang mulia. Biasanya kita menjenguk bila yang sakit
berada di rumah sakit. Dengan asumsi memang sudah agak parah dan perlu
perawatan khusus. Bila sakit di rumah dianggap hanya penyakit biasa saja yang
akan cepat sembuh dengan sendirinya. Sehingga tidak perlu dijenguk.
Walau tidak opname di
rumah sakit juga tetap baik bila tetap dijenguk. Syukur-syukur membawa buah
tangan. Walau tidak harus mahal. Memang semacam itu contoh dari Nabi. Namun
bila tidak ada yang dibawa cukup datang menjenguk dengan tutur kata yang baik
dan mendoakan. Itulah bagian dari adab menjenguk orang yang sakit.
Mengantar jenazah juga
bagian dari akhlak yang baik. Sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada yang
meninggal. Ada hikmah dibalik ini bahwasanya orang yang mengantar adalah
sementara. Suatu saat nanti kita juga akan mengalami hal yang sama. Dari hal
ini aka nada rasa semeleh. Pangkat, kekayaan, status social tinggi, jabatan
akan tidak ada artinya lagi atau tidak akan terus dibawa ke alam kubur. Semua
hal itu akan ditanggalkan. Akan tumbuh rasa rendah hati antar sesama manusia.
Ternyata manusia butuh tolong menolong. Dengan hal ini akan terasa damai dalam
hidup.
Memberi minum orang yang
haus. Air adalah bagian terbesar dalam tubuh kita. Bila kekurangan air bisa
dehidrasi sehingga mengurangi kemampuan aktivitas keseharian. Bila ini terjadi
akan segera teratasi bila secepatnya diberi minum. Memberi minum orang yang kehausan
inilah yang termasuk bagian dari akhlak mahmudah. Dulu rumah-rumah orang desa
di depannya disediakan kendi (tempat air dari tanah). Siapapun yang lewat boleh
minum. Dugaan saya ini adalah aplikasi dari dawuhnya Nabi tersebut sebagai
bagian dari kearifan local yang perlu diuri-uri.
Seperti suatu desa di
daerah Banyuwangi. Siapapun yang datang ke rumah pasti disediakan kopi sebagai
minumannya. Karena hal ini menarik sehingga kemarin masuk dalam agenda
pariwisata tahunan di sana. Tidak usah jauh-jauh desa sekitar kita bahkan
mungkin desa kita sendiri bila ada tamu tuan rumah akan buru-buru gupuh.
Mungkin ada sesuatu persediaan yang bisa dihidangkan. Bisa makanan minimal
minuman kopi atau the. Bila praktisnya biasanya menyediakan air kemasan.
Amal saleh lainnya adalah
mendamaikan orang yang berselisih. Mendamaikan orang yang bertengkar adalah hal
yang baik. Sudah banyak contoh mulai dari Nabi ketika ada rebutan peletakan
hajar aswad pada tempatnya. Ini terjadi sebelum beliau diangkat menjadi Nabi.
Tokoh ulama kita pun banyak juga yang melakukannya. Sekarang kita bagaimana?
Contoh kecil terkadang kita juga kewalahan bila anak-anak kita yang kecil
bertengkar. Bisa karena rebutan jajan, bantal, boneka dan sejenisnya. Ini
adalah problem sederhana yang menjadi ujian bagi kita untuk mendamaikannya.
Bila berhasil maka ada peluang bisa menyelesaikan problem yang lebih besar
lagi. Semoga.
Memuliakan tetangga dan
anak yatim. Tetangga adalah orang yang terdekat dengan rumah kita. Bisa dari
kiri kanan depan belakang rumah kita. Seorang muslim berusaha untuk menjaga
tangan dan mulut dari menyakiti tetangga. Hal ini mengingat tetangga adalah
termasuk bagian terpenting dalam hidup. Bahkan terkadang mengalahkan saudara
sekalipun.
Ada contoh menarik dari
Imam Hasan Albasri. Beliau tinggal di rumah susun bersama isteri beliau. Di atasnya
tinggal orang Nasrani. Tidak diketahui oleh tetangga orang Nasrani ini bila
kamar mandinya itu bocor sehingga najisnya menetes ke rumah Imam Hasan. Dan ini
baru diketahuinya 20 tahun kemudian. Setelah ia berkunjung ke rumah di
bawahnya. Karena baiknya Imam Hasan si tetangga ini lalu mengucapkan dua
kalimah sahadat.
Mengenai memuliakan anak
yatim memang tidak ada keraguan untuk melakukannya. Hanya saja terkadang kita
berat untuk memulai. Dengan alasan menunggu kaya atau ada uang. Padahal kita
bisa melakukannya sekarang dengan kemampuan yang ada. Belum bisa banyak bisa
dimulai dengan kemampuan yang dipunyai. Misalnya tenaga, fikiran, bisa juga
materi. Memang lebih baik si yatim dididik di rumah kita selayaknya dijaga
seperti anak sendiri. Namun bila belum mampu bisa belajar dengan membantu
meringankan beban hidupnya. Misalnya membantu biaya pendidikannya.
Inilah diantara amal-amal
saleh yang membuat malaikat ingin seperti manusia. Namun apa bisa? Pada dasarnya
penciptaan malaikat tidak sama dengan manusia. Malaikat tidak mempunyai napsu,
hanya taat kepada perintah Allah. Dan tidak mungkin berbuat melanggar
perintahNya. Sedang manusia dilengkapi napsu dan akal. Melihat hal ini semoga
hari-hari kedepan kita tetap dianugeri iman, Islam dan ihsan. Amin. Wallahul a’lam
bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar