Bila kita
berbicara mengenai pagi maka selintas pikiran kita merujuk pada kegiatan bangun
tidur. Mengambil air wudu lalu menunaikan salat subuh. Lebih panjang gambaran
hal itu bisa ada beberapa kegiatan yakni berjalan
ke masjid. Salat
subuh berjamaah, membaca wirid
maktubah berupa bacaan kalimah tayyibah diakhiri dengan membaca doa dan salawat Nabi.
Selintas
kegiatan ini sederhana dan biasa. Atau juga mungkin berat. Karena ternyata
tidak semua orang bisa melaksanakannya dengan istikomah. Beratnya pada bangun
pagi. Jam berapapun tidurnya maka subuh sudah bisa bangun. Proses ini
memerlukan kesungguhan tersendiri.
Salat
subuh berjamaah di masjid memang berat. Apalagi belum ada kesadaran
sungguh-sungguh dari kita. Namun bila hati sudah tertata dengan baik dan untuk
menghidup-hidupkan masjid kita apalagi betapa banyak hikmah yang diperoleh maka
akan tergerak hati untuk melaksanakannya. Saking beratnya beberapa waktu lalu ada
banner di beberapa masjid tentang gerakan salat subuh berjamaah di masjid.
Sebenarnya
gerakan ini bukan sekedar slogan atau gerakan tanpa makna. Namun luar biasa.
Karena kuantitas dan kualitas kita sebagai muslim diperhitungkan. Ada dua
parameter dalam hal ini yakni seberapa besar jamaah salat subuh di masjid dan
seberapa besar potensi zakat umat bisa dikumpulkan.
Di
negeri kita Indonesai jumlah umat muslim menjadi terbesar di dunia. Bahkan
mengalahkan Timur Tengah sebagai basis awal dakwah. Ini menjadi potensi
sekaligus tantangan tersendiri bagi umat. Bila bisa didayagunakan maka akan
besar gunanya bagi umat.
Berjalan ke masjid adalah aktivitas tersendiri. Bisa
menggerakkan anggota badan dan menghirup udara bersih. Semakin jauh jarak akan
semakin baik. Selain gerakannya lebih banyak tentu saja satu langkah saja sudah
dihitung oleh Malaikat Rakib sebagai amal saleh.
Di
tengah jalan bisa saja berjumpa tetangga. Ada salaman, bercakap-cakap tentang kabar lalu
bersama-sama menuju masjid. Ada harmoni social. Berangkat bersama-sama menuju
panggilan Allah.
Itulah
gambaran aktivitas di pagi hari. Dengan cara bangun
tidur dengan disiplin. Karena waktu
subuh yang singkat maka perlu
digunakan dengan sebaik-baiknya. Karena terlambat sedikit saja maka bisa saja
salat di luar waktu. Menjadi qada. Apalagi disengaja. Misalnya sudah bangun di
waktu subuh lalu tidur lagi. Tiba-tiba jam sudah menunjukkan jam 6 pagi. Maka
sudah diluar waktu salat. Namun harus tetap salat juga.
Bangun di pagi hari mengajarkan
hidup sehat lahir batin. Sehat menunjukkan kita bisa membagi waktu. Kapan
beraktivitas untuk bekerja, kapan istirahat, kapan menunaikan ibadah, kapan
bisa bertemu dengan tetangga untuk saling menyapa menanyakan kabar, say hello. Dan dengan bangun pagi akan lebih bisa merencakan
waktu apa yang akan kita lakukan selanjutnya.
Begitulah gambaran teladan Nabi di pagi hari. Walaupun
Nabi sudah wafat 1400an tahun yang lalu namun contoh dari Nabi ini menjadi
inspirasi kita umatnya untuk menirunya. Dan benar bahwa Nabi dulu juga selalu
salat berjamaah di masjid. Dengan hal itu dakwah Nabi bisa berkembang hingga
saat ini. Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar