Selasa, 27 Januari 2015

Teladan Nabi di Pagi Hari



Bila kita berbicara mengenai pagi maka selintas pikiran kita merujuk pada kegiatan bangun tidur. Mengambil air wudu lalu menunaikan salat subuh. Lebih panjang gambaran hal itu bisa ada beberapa kegiatan yakni berjalan ke masjid. Salat subuh berjamaah, membaca wirid maktubah berupa bacaan kalimah tayyibah diakhiri dengan membaca doa dan salawat Nabi.
Selintas kegiatan ini sederhana dan biasa. Atau juga mungkin berat. Karena ternyata tidak semua orang bisa melaksanakannya dengan istikomah. Beratnya pada bangun pagi. Jam berapapun tidurnya maka subuh sudah bisa bangun. Proses ini memerlukan kesungguhan tersendiri.
Salat subuh berjamaah di masjid memang berat. Apalagi belum ada kesadaran sungguh-sungguh dari kita. Namun bila hati sudah tertata dengan baik dan untuk menghidup-hidupkan masjid kita apalagi betapa banyak hikmah yang diperoleh maka akan tergerak hati untuk melaksanakannya. Saking beratnya beberapa waktu lalu ada banner di beberapa masjid tentang gerakan salat subuh berjamaah di masjid.
Sebenarnya gerakan ini bukan sekedar slogan atau gerakan tanpa makna. Namun luar biasa. Karena kuantitas dan kualitas kita sebagai muslim diperhitungkan. Ada dua parameter dalam hal ini yakni seberapa besar jamaah salat subuh di masjid dan seberapa besar potensi zakat umat bisa dikumpulkan.
Di negeri kita Indonesai jumlah umat muslim menjadi terbesar di dunia. Bahkan mengalahkan Timur Tengah sebagai basis awal dakwah. Ini menjadi potensi sekaligus tantangan tersendiri bagi umat. Bila bisa didayagunakan maka akan besar gunanya bagi umat.
Berjalan ke masjid adalah aktivitas tersendiri. Bisa menggerakkan anggota badan dan menghirup udara bersih. Semakin jauh jarak akan semakin baik. Selain gerakannya lebih banyak tentu saja satu langkah saja sudah dihitung oleh Malaikat Rakib sebagai amal saleh.
Di tengah jalan bisa saja berjumpa tetangga. Ada salaman, bercakap-cakap tentang kabar lalu bersama-sama menuju masjid. Ada harmoni social. Berangkat bersama-sama menuju panggilan Allah.
Itulah gambaran aktivitas di pagi hari. Dengan cara bangun tidur dengan disiplin. Karena waktu subuh yang singkat maka perlu digunakan dengan sebaik-baiknya. Karena terlambat sedikit saja maka bisa saja salat di luar waktu. Menjadi qada. Apalagi disengaja. Misalnya sudah bangun di waktu subuh lalu tidur lagi. Tiba-tiba jam sudah menunjukkan jam 6 pagi. Maka sudah diluar waktu salat. Namun harus tetap salat juga.
Bangun di pagi hari mengajarkan hidup sehat lahir batin. Sehat menunjukkan kita bisa membagi waktu. Kapan beraktivitas untuk bekerja, kapan istirahat, kapan menunaikan ibadah, kapan bisa bertemu dengan tetangga untuk saling menyapa menanyakan kabar, say hello. Dan dengan bangun pagi akan lebih bisa merencakan waktu apa yang akan kita lakukan selanjutnya.
Begitulah gambaran teladan Nabi di pagi hari. Walaupun Nabi sudah wafat 1400an tahun yang lalu namun contoh dari Nabi ini menjadi inspirasi kita umatnya untuk menirunya. Dan benar bahwa Nabi dulu juga selalu salat berjamaah di masjid. Dengan hal itu dakwah Nabi bisa berkembang hingga saat ini. Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar