Setiap hari kita makan. Makanan dibeli dengan uang. Uang berasal dari kerja yang dilakukan. Bila bekerja akan mendapatkan gaji, upah, honor dan sejenisnya. Bila tidak bekerja dari mana kita mendapatkan uang? Uang sebenarnya bukan segala-galanya. Namun tanpa pegang uang apa yang kita harapkan menjadi terbatas. Misalnya kita menginginkan suatu barang. Namun bila tidak cukup uang maka barang yang seharusnya kita beli tidak bisa terbeli kemungkinan akan mengambil barang di bawah yang kita mau.
Untuk mendapatkan uang, orang melakukan usaha yang namanya bekerja. Sesuai dengan kemampuan, bakat, kelayakan, daerah dan juga kebutuhan jenis pekerjaan bermacam-macam. Ada petanin,nelayan, pedagang, guru, pekerja pabrik, pekerja kantoran, pemungut bayaran listrik, jual air keliling, tukang sapu, hingga pengusaha dan atlet. Tidak lupa ada yang namanya pejabat negara dan pegawai negeri.
Dari pekerjaan yang telah dilakukan akan mendapatkan reward atau penghargaan. Sesuai dengan yang telah dilakukan. Biasanya ditentukan oleh masa kerja, tingkat profesionalitas, tingkat kesulitan, dan level jabatan. Terkadang juga tempat bekerja tidak melihat itu semua. Pokoknya seorang pekerja dengan lama pekerjaan sama tanpa memandang latar belakang pendidikan dihargai sama.
Kalau melihat seperti ini terkadang pekerja ogah-ogahan dalam bekerja. Biasanya bahkan tergolong pekerja yang teng-go. Ketika bel pulang berbunyi maka pekerja segera akan kabur meninggalkan tempat tugasnya. Ia hanya bekerja sesuai dengan tupoksinya. Ini masih mending. Soalnya ada juga yang tidak tahu tupoksinya sama sekali. Memang bila disadari tupoksi dibuat sebenarnya adalah pekerjaan standar yang harus dilakukan. Apakah hanya itu saja.
Ada yang mengatakan bahwa bekerja adalah melayani Tuhan. Memang pada dasarnya kita bekerja akan mendapatkan penghasilan. Namun pada dasarnya dengan bekerja juga sebagai ibadah. Karena bekerja juga menjadi tuntutan kemanusiaan dan menunjukkan kita masih hidup dan bisa berkarya. Dengan bekerja kita bisa mendapatkan uang dan dengan uang itu kita bisa beribadah kepada Tuhan.
Sebenarnya dengan bekerja sungguh-sungguh berarti kita sungguh-sungguh pula dalam beribadah. Ada tidaknya supervisor yang melihat kita, begitu juga ada tidaknya kepala atau direktur kita perlu bekerja seperti biasa. Tanpa mengurangi volume pekerjaan yang kita lakukan. Inilah yang sebenarnya yang namanya ihsan. Ternyata bekerja pula bisa menunjukkan siapa kita sebenarnya. Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar