Sabtu, 01 Januari 2011

Belajar Networking dari Kehidupan Semut

Awalnya saya agak risau apa yang dimaui oleh panitia ketika pagi-pagi datang ke rumah untuk menjadi nara sumber acara LKM. Namun setelah saya angan-angan ketika di jalan dari mengantar isteri ke pasaA mungkin yang di maksud networking adalah bagaimana dengan kemampuan jaringan yang dimiliki seorang mahasiswa bias survive/bertahan hidup dalam lingkungan yang semakin kompetitif.
kehidupan semut
sekarang ini ada sorotan dari masyarakat tentang kehidupan mahasiswa. Gaya hidup mahasiswa sekarang dan jaman dulu, jadul jelaslah berbeda. Baik dari pola pikir, style, sarana prasarana dan lainnya. Hanya saja pada dasarnya kuliah di perguruan tinggi adalah untuk meningkatkan kompetensi diri. Lain itu tidak. Bila tidak sanggup maka dipersilahkan untuk mengundurkan diri saja. Ungkapan ini pernah disampaikan oleh Profesor Amin Abdullah ketika memulai perkuliahannya.
Diantarannya mahasiswa hanya kuliah saja ke kampus untuk kuliah lalu pulang. Tidak ada kegiatan mahasiswa yang diikuti. Lalu ketika ada waktu yang senggang digunakan habis di kantin, smsan, chatting. Yang terkadang tidak ada hasil untuk upaya pengembangan diri.
Ngobrol di warung sampai malam juga menjadi tren. Sehingga ada guyonan ada mahasiswa 3 K (kamar, kantin dan kuliah). Lalu gaya hidup dengan pakaian gaul, tangan tidak lepas dari hp keluaran terbaru. Yang ironis dan dirasakan sekarang ini adalah jarang membaca dan menulis. Padahal inilah yang akan mengubah kehidupan mahasiswa. Dengan logika banyak membaca akan terbuka wawasan, ilmu pengetuan akan bertambah dan peradaban akan maju. Apalagi mahasiswa sudah punya karya yang ditulis dan dipublikasikan. Minimal diary syukur-syukur sudah punya blog pribadi.
Kalau melihat kehidupan yang akan datang tentulah sangat kompetitip. Persaingan pasar kerja tidak terelakkan. Banyak tenaga produktif, terlatih dari luar negeri akan berdatangan ke negeri ini. Tanpa ada yang bisa mencegahnya. Sehingga kita perlu menyiapkan diri bila tidak ingin menjadi penonton di negara sendiri dan selamanya menjadi konsumen yang fanatik.
Semut adalah salah satu makhluk hidup yang sudah tua. Bahkan ceritanya diabadikan dalam dalam al-Qur’an. Yakni pada jaman Nabi Sulaiman As. Kehidupan semut memang unik. Walau demikian kita bisa mengambil pelajaran dari kehidupannya. Semut bila bertemu akan tersenyum. Saling menyapa dan mengucap salam. Tentunya dengan bahasa semut. Lalu bersalaman. Tidak ada dalam kehidupan semut saling bertengkar memperebutkan makanan. Saling berbagi. Saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Mungkin hal inilah yang mengilhami beberapa korporat seperti BRI dan Telkomsel menerapkan pelajaran ini dalam melayani konsumen. Terbentuklah alur pelayanan konsumen yakni senyum, sapa, salam, berdiri dan jabat tangan.
Konsumen, kolega adalah raja. Memberikan yang terbaik kepada klien, kolega, mitra.
Kedepan bagaimana bisa survive dalam kehidupan. Hidup dinamis menyesuaikan dengan tuntutan zaman tanpa melupakan tradisi keagamaan. Karena pada dasarnya yang bisa berubah adalah mindset/pola pikir sedang budaya yang ada harus tetap diuri-uri dilestarikan. Sehingga tidak melupakan tanah yang dipijak.
Manajemen diartikan secara sederhana berarti mengatur, mengkondisikan yang dimulai dari aktivitas planning, actuating, controlling, evaluating. Memang diharapkan sejak sekarang seorang mahasiswa harus sudah merencanakan apa yang akan dikerjakan dalam jangka waktu dekat, menengah dan panjang. Atau bisa dengan membuat peta hidup seperti yang dibuat oleh Fahri dalam novel Ayat-ayat Cinta. Misalnya pada semester berapa harus selesai KKN, menulis skripsi, wisuda. Lalu menikah, bekerja, studi lagi kemana dan sebagainya. Juga tidak menutup kemungkinan target dan capaian lain yang harus diraih.
Bisa juga kuliah sambil menikah. Atau akan menikah bila sudah bekerja. Yang jelas masa sekarang adalah masa menempa diri, meningkatkan kompetensi diri untuk menyiapkan masa depan.
Berdasar ayat al-Qur’an innallaha la yughayyiru ma biqaumin hatta yughayyiruu ma bianfusihim bahwasanya Allah tidak akan mengubah nasib seorang mahasiwa bila mahasiswa itu sendiri yang akan mengubahnya. Jadi perubahan ini adalah hal wajib dilakukan. Terinspirasi dari ayat di atas Rhenal Kasali seorang guru besar UI menulis dalam bukunya Change bahwa tidak peduli seberapa jauh anda salah dalam melangkah ubah sekarang juga.
Ada cerita mengenai fenomena banyaknya pengangguran sarjana. Bisa saja karena tidak ada perencanaan ketika saat mahasiswa namun ada juga cerita yang lain. mengenai seorang mahasiswa yang datang ke kampus ketika hanya perkuliahan saja. Dan ternyata juga selesai tepat pada waktunya. Seiring dengan wisuda selesai bisa bekerja di perusahaan exim di Batam. Ternyata ia ketika menjadi mahasiswa sudah dibarengi dengan bekerja paruh waktu sebagaimana perkuliahan di Australia dan di negara Barat.
Tentu saja jaringan, teman, kolega, keluarga juga penting. Makanya menjaga hal tersebut tidak kalah penting. Ada yang menarik seperti yang diungkapkan oleh Pak Nur Ahmad ketika acara lepas pisah pimpinan suatu sekolah. Kesuksesan seseorang tidak lepas dari lima tangan. Yakni garis tangan, buah tangan, campur tangan, tanda tangan dan jabat tangan.
Garis tangan seseorang berbeda-beda. Dan ini memang sunnatullah. Walau saudara kembar garis tangannya pastilah berbeda. Memang Allah menentukan nasib setiap orang berbeda-beda seperti yang telah digariskan Allah di tangan.
Posisi seseorang juga berdasar seberapa besar ikhtiar yang telah dilakukan. Bisa di atas atau dibawah. Seperti roda sepeda yang berputar. Hanya saja yang perlu dilakukan adalah berikhtiar dengan maksimal. Sesuai target yang telah ditentukan.
Dalam penentuan jabatan dalam suatu lembaga tidak akan lepas dengan campur tangan orang lain. Makanya harus bisa bekerja sama dengan orang lain. Bisa menjadi team work yang andalan. Dan menghasilkan pekerjaan yang optimal. Dari hal itu akan dibaca orang lain. Dan dari inilah promosi jabatan akan bisa diraih.
Bila ketiga hal di atas sudah dilakukan maka akan dituangkan dalam surat keputusan yang ditandatangani oleh orang yang berkompeten di bidangnya. Jelasnya oleh pimpinan, atasan dan sebagainya.
Setelah itu dilantik maka jelas akan berjabat tangan sebagai ungkapan selamat bekerja dan berkarya.

Wallahu a’lam bi al shawab.

• Makalah disampaikan pada acara LKM BEM STAI Miftahul ‘Ula Nglawak, 25 Desember 2010 di Kampus STAIM Nglawak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar