Senin, 13 Desember 2010

Pemimpin dan umatnya

Dalam salah satu referensi disebutkan bahwa Islam adalah ummatan wahidah. Bila ada seorang muslim yang sakit maka seharusnya muslim yang lain juga merasakannya. Sehingga rasa persatuan dikalangan umat kuat. Dalam kenyataan menunjukkan umat menjadi anggota masing-masing ormas. Tujuan pendirian ormas adalah agar umat mempunyai arah yang jelas dalam menempuh perjalanan hidupnya. Dan ini sah-sah saja. Karena secara legal formal negara mendengan arahan yang jelas dari para pemegang kekuasaan di pemerintahan maka diharapkan persatuan dikalangan umat masing-masing bisa terjaga. Dan akhirnya bisa menjadi kekuatan.
Adanya bermacam-macam organisasi keagamaan tidak perlu dipermasalahkan negara mengakuinya. Semuanya berkeinginan untuk memajukan dan mensejahterakan umat, jamaahnya.
Dari ilustrasi di atas menunjukkan bahwa sangat perlu adanya persatuan di kalangan umat. Bila ini terjadi maka akan menjadi khairu ummah, umat terbaik. Dan sesuai dengan tujuan diciptakannya yakni sebagai khalifah fil ardh yang rahmatal lil alamin.
Atau juga tidak bisa bersatunya umat karena ada pihak-pihak yang tidak ingin melihat Islam bersatu. Maka dibuatlah konflik-konflik by design. Bisa di dalam suatu negara. Bisa juga beberapa negara sekaligus dalam pusaran konflik yang berkepanjangan. Dari ini saja tentu saja akan sangat melemahkan suatu negara. Maka hal ini perlu diwaspadai.
Sesungguhnya banyak pihak menginginkan Islam tidak bisa bersatu. Bercerai-berai. Bila ini terjadi maka akan mudah dikendalikan. Pemicu tidak bersatunya umat berasal dari peran para pemimpin agama. Bila pemimpin umat mau mengalah, lebih mementingkan kepentingan umat bukan ambisi pribadinya maka akan terasa sejuk dan damai hati umat ini. Ada dua gambaran yang sangat menakjubkan bila umat bisa bersatu. Dan ini sebenarnya adalah ritual agama yang sudah biasa kita kerjakan. Namun ternyata belum berdampak secara jamai. Yakni sholat berjamaah di masjid dan melaksanakan kewajiban membayar zakat. Alangkah indahnya kehidupan ini bila umat akan berduyun-duyun ke masjid setelah mendengar adzan dikumandangkan. Segala pekerjaan dan aktivitas dihentikan sementara untuk menuju panggilan Tuhan. Maka di masjid akan terjadi silaturahmi yang sangat mujarab untuk menjaga harmoni sosial. Tidak ada buruk sangka. Tidak ada saling menyalahkan. Karena sering bertemu di masjid. Segala masalah bisa diselesaikan dengan baik. Bukankah niat ke masjid adalah mencari ridha Tuhan? Alangkah dahsyatnya bila hal ini terjadi. Sebagai gambaran kecil saja. Ketika penulis masih nyantri di pondok pesantren terasa sekali manfaat sholat berjamaah ini. Karena memang tata tertib pondok mengharuskan hal demikian. Dalam kehidupan sehari-hari misalnya ada suatu masjid yang bisa memobilisir jamaahnya seperti itu, sungguh suatu hal yang luar biasa. Kedua, menunaikan zakat. Suatu penelitian menyebutkan bahwa potensi zakat umat Islam Indonesia bisa mencapai 1 Triliun lebih pertahun. Ini bisa terjadi bila ada kesadaran dari umat untuk memberikan rizkinya pada panitia zakat. Bila terwujud maka tidak ayal lagi akan bisa mensejahterakan umat. Tidak ada yang menganggur, tidak ada yang putus sekolah, tidak ada yang kelaparan, kesehatan terjamin. Intinya umat akan merasakan kesejahteraan. Lalu itu akan terjadi kapan? Peran pemimpin umat yang berpengaruh. Karena pemimpin adalah pemberi arah gerak umat. Bila pemimpin mengarahkan bergerak ke utara maka umat akan mengikutinya.
Pemerintah dan beberapa ormas termasuk mui melaksanakan hari raya pada hari rabu, 17 Nopember 2010 sedangkan ada salah satu ormas yang melaksanakan hari raya jatuh pada hari selasa, 16 Nopember 2010. ini ada apa? Padahal pada bulan sebelumnya bisa bersatu. Yakni ketika memulai puasa Ramadhan dan melaksanakan hari Raya Idul Fitri pada 1 Syawal.
Kalau melihat tentang masalah penentuan hari sebenarnya ini masuk wilayah ritual. Oleh karenanya tidak terlihat, abstrak. Diterima atau tidaknya amal ibadah tergantung Tuhan dalam menilai. Dalam posisi ini manusia tidak punya andil. Walau dalam penentuannya menggunakan ilmu. Menurut Nahdlatul Ulama penentuan hari dan tanggal menggunakan hisab dan rukyat (melihat langsung bulan) dengan mata telanjang. Sedangkan ada juga ormas yang hanya mengandalkan metode hisab. Kedua-duanya mempunyai dasar hukum yang valid dan shoheh. Sehingga pada tataran akar rumput atau umat di bawah tinggal memilih keyakinan yang mana. Sama-sama benarnya. Karena ada teladan dari para pemimpinnya.
Persatuan umat adalah hal terpenting. Sampai-sampai ada salah satu pesan dari ayat al-Qur’an bahwa persatuan umat adalah yang utama. Sebagai upaya untuk memenangkan Tuhan. Oleh karena hal ini maka para pemimpin umat sangat berhati-hati dalam hal penentuan masalah ritual. Namun yang terjadi adalah karena sangat hati-hatinya sehingga mengabaikan yang lebih penting yakni bersatunya umat daam pelaksanaan hari raya.
Jangan-jangan para pemimpin umat itu juga perlu dihisab dan di rukyah atas aspirasi umat di akar rumput yang menghendaki bersatunya umat.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar