Asholatu imaduddin. Sholat itu tiang agama. Barang siapa melaksanakan sholat berarti ia telah menegakkan agama. Dan yang melalaikan sholat berarti telah merobohkan agama. Sebegitu penting perintah melaksanakan sholat sehingga Kanjeng Nabi Muhammad SAW harus menghadap sendiri kepada Allah dalam perjalanan isra’ dan mi’raj untuk menerima perintah sholat. Tidak seperti perintah yang lain. Cukup melalui Malaikat Jibril.
Sholatul jamaatil afdholu min sholatil faddi ...ternyata sholat tidak cukup dilaksanakan sendirian. Namun lebih utama dilaksanakan bersama-sama. Atau dengan kata lain berjamaah. Karena dengan sholat berjamaah sangat banyak hikmahnya. Tidak saja berkaitan dengan hubungan vertikal kepada al-khaliq, Allah SWT. Namun juga ada dimensi horisontal. Berhubungan dengan sesama manusia. Sehingga untuk melaksanakannya dibuatlah masjid dan mushola. Hampir disetiap gang ditanah Jawa ada mushola. Bahkan ada juga masjid. Sehingga satu desa terkadang tidak cukup dengan satu masjid. Namun ada beberapa. Mengenai mushola atau langgar ada juga tiap rumah punya langgar. Yang letaknya di luar rumah. Di tempat publik tidak jarang ada mushola. Bahkan kelihatannya ada keharusan. Misalnya di terminal, hotel, bandara, pelabuhan, sekolah, kantor pemerintah, pabrik, bahkan ditempat hiburan dan rekreasi juga tersedia juga mushola. Tidak ketingggalan pula di SPBU. Itulah gambaran begitu mudahnya orang untuk melaksanakan sholat. Dalam arti tempat sholat begitu mudah ditemukan di negeri ini. Hal ini tidak lain karena memang mayoritas warga negara beragama Islam.
Pelaksanaan sholat berjamaah begitu mudah dilaksanakan. Minimal ada dua orang sudah cukup. Satu yang jadi imam dan satunya menjadi makmum. Tentu saja ada syarat-syaratnya.
Ada beberapa hikmah melaksanakan sholat dengan berjamaah.
1. Terhindar dari fakir. Fakir menurut arti bebas adalah hidup dalam keadaan kekurangan. Bila miskin menurut parameter Bappenas, BPS, Kemenkes, dan Pemda memang berbeda-beda. Ada yang membuat parameter yang namanya miskin bila dinding rumahnya tidak bata, lantai tanah, sanitasi kurang sempurna, tidak punya sepeda motor, tidak punya sawah, janda dan lain sebagainya. Fakir masih dibawah miskin. Bila punya penghasilanpun masih kurang. Untuk hidup belum layak. insyaAllah bila mau melaksanakan sholat dengan berjamaah dengan istikomah akan terhindar dari kefakiran. Bukan berarti waktunya hanya untuk sholat saja. Namun juga dibarengi dengan ikhtiar, bekerja sesuai dengan kemampuannya. Dengan perpaduan sholat dan ikhtiar inilah Allah akan membukakan pintu rizki sehingga terhindar dari kefakiran. Keadaan fakir memang perlu dihindari. Karena kadal-faqru an yakuna kufran. Bahwasanya fakir mendekati keadaan kufur. Bila tidak kuat imannya bisa saja iman diganti dengan beberapa bungkus mie instan dan beras.
2. Hilang barokah rizki. Orang bekerja untuk mendapatkan uang.uang inilah terkadang dinamakan rizki.memang uang bagian dari rizki. Sehingga banyak orang yang bekerja mati-matian tanpa kenal lelah untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Dikira uang adalah segala-galanya. Sehingga terlupa bahwa ada kewajiban juga untuk beribadah, sholat. Sebagai penyeimbang kebutuhan duniawi dan ukhrawi. Sebagaimana hukum kausalitas, sebab akibat. Bila bekerja dengan keras akan mendapatkan penghasilan yang banyak. Uang sudah banyak yang didapat namun ternyata merasa masih kurang dan kurang. Terkadang setelah uang diterima ada saja kebutuhan yang harus dipenuhi. Sehingga lebih cepat habis. Atau juga terkadang ada saja anggota keluarga yang sakit sehingga perlu mengeluarkan uang untuk biaya pengobatan. Terasa uang yang didapat hanya terasa mampir saja dikantung. Karena cepat untuk berpindah tempat.
3. hilang nur kesholihannya. Biasanya dalam kehidupan sosial, manusia berkumpul dengan komunitasnya. Bila pengusaha koleganya juga sesama pengusaha. Begitu juga guru maka koleganya juga banyak dari kalangan guru. Dari itu terpisah lagi antara orang yang soleh, baik dan belum soleh dan belum baik. Orang yang sudah terbiasa baik, secara istikomah sholat berjamaah maka temannya juga biasanya juga sholeh. Maka hati menjadi tenteram. Namun karena tidak menyukai sholat berjamaah akan terasa nur kesolihannya meredup. Atau bahasa sekarang aura kesolihannya memudar.
4. Mempengaruhi hati teman untuk berbuat tidak mengutamakan sholat berjamaah. Lha, Pak itu yang tokoh agama sukanya sholat sendirian. Kalau tokohnya saja tidak sholat berjamaah maka saya juga seperti itu. Itulah kira-kira omongan tetangga dalam menyifati seseorang. Apalagi seorang tokoh maka akan menjadi panutan bagi yang lainnya.
5. Ketika sakaratul maut maka akan merasa sangat haus. Bahkan diibaratkan walau diberi minum sebanyak air di sungai maka akan tetap merasa haus.
6. Ruh akan keluar dengan sangat sakit. Mengenai sakitnya ini digambarkan seperti sakitnya seluruh tubuh dibacok dengan pedang. Ada orang yang meninggal dengan begitu mudah. Ada seperti orang tidur lalu tidur seterusnya. Ada juga meninggal namun didahului dengan sakit yang berkepanjangan. Saya pernah menunggu orang yang sakaratul maut. Sejak siang sampai sore masih sulit untuk lancarnya ruh dari jasad. Hingga akhirnya diminta sang isteri untuk mengikhlaskannya. Akhirnya detik-detik akhir menjelang magrib ruh keluar. Dan meninggal. Ada juga yang dua hari dua malam masih dalam keadaan naza’. Lalu baru meninggal.
7. Hilangnya iman ketika mati. Sehingga tidak jadi khusnul khatimah.
Mengenai akibat yang diterima bagi orang yang suka tidak sholat berjamaah di alam kubur antara lain: alam kubur terasa sempit. Sempitnya ini sampai terasa tubuhnya dilipat bumi seperti tinggal selembar kertas. Sebenarnya lubang kuburan dibuat sama antara satu dengan lainnya. Namun akan terasa lain karena penghuninya mempunyai amal yang berbeda-beda. Ada yang merasa lapang karena amal solehnya banyak namun juga ada yang terasa sempit karena banyak amal jeleknya.
Susah menjawab pertanyaan Malaikat Munkar Nakir. Diceritakan ketika para pelayat melangkah tujuh langkah dari kubur maka Malaikat Munkar dan Nakir akan datang melaksanakan tugasnya. Bertanya kepada si mayit tentang siapa Tuhan, nabi, kitab, saudara di dunia. Selengkapnya mungkin seperti yang talkin yang dibaca Modin. Bila si mayit belum bisa membaca maka malaikat akan datang lagi pada hari ketujuh, keempat puluh, seratus hari. Mengenai hal ini sehingga ada doa tujuh harian, empatpuluhan, seratusan, seribuan, haul dan semacamnya. Ini bukan reka-reka. Bukan ikut-ikutan seperti katanya tertera di kitab suci agama non muslim. Namun berdasarkan dawuhnya para masyayikh yang bisa diambil hikmahnya. Setidak-tidaknya bahwa tahlilan tersebut berguna untuk mengingat mati dan ikut mendoakan saudara sendiri. Bukankah sesama muslim saling mendoakan.
Susah menjawab apa yang ditanyakan malaikat bisa saja terjadi. Mengingat sholat adalah ibadah yang paling utama. Dan awal yang akan ditanya. Bila sholatnya baik maka ibadah yang lain dianggap juga baik. Selama dakwah, Nabi sendiri senantiasa sholat berjamaah. Walau keadaan beliau sakit. Dan dilaksanakan di masjid. Sehingga masjid menjadi makmur. Karena setiap waktu sholat para sahabat sholat di masjid. Karena mengingat keutamaan sholat berjamaah. Sehingga adanya sholat berjamaah sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Diceritakan juga bahwa para Nabi juga sholat dengan berjamaah. Para nabi-nabi sebelumnya juga melaksanakan sholat. Hanya saja waktunya tidak sama dengan sholat umat Muhammad. Seperti didalam al-Qur’an disebutkan banyak berdzikir pada waktu pagi dan petang. Begitu juga para Nabi juga sholat di waktu pagi dan petang.
Dalam perjalanan mi’raj diceritakan bahwa Nabi Muhammad menjadi imam sholat. Dan makmumnya adalah para Nabi. Sehingga terlihat bahwa sholat jamaah merupakan ibadah yang utama. Sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad dan para nabi.
Alam kubur gelap. Memang yang dibawa si mayit ke kubur hanya tiga. Amal, harta dan keluarga. Dua kembali yakni harta dan keluarga. Sehingga yang tinggal bersama si mayit hanya amal saja. Hartanya tidak dibawa dan sudah tidak berguna lagi. Hanya amalnya saja yang menemani dan meneranginya di alam kubur. Alam kubur memang beda dengan alam dunia. Kalau di alam dunia ada lampu listrik. Di alam kubur tidak ada. Jadi yang memberi penerangan hanyalah amalnya saja.
Sedang ketika di akhirat ada tiga hal yang diterima bagi orang yang suka melalaikan sholat berjamaah. Diantaranya: proses hisab dipersulit. Alam akhirat adalah fase terakhir kehidupan manusia. Ada empat alam sebelum menuju alam akhirat. Pertama alam ruh, lalu alam rahim, alam dunia dan alam kubur. Karena berbeda alam satuan waktunya berbeda dengan satuan waktu di dunia. Bisa saja didunia satu hari dua puluh empat jam. Namun satu hari alam kubur berbeda jangka waktunya. Apalagi satu hari di akhirat. Berbeda lagi. Dalam kehidupan sehari-hari sebagai warga desa, bila kita membutuhkan surat keterangan dari desa maka peranan lurah sangat vital. Karena surat tersebut akan bisa dipakai bila ada tanda tangan lurah. Bila lurah mempersulit maka urusan kita akan bertambah panjang dan melelahkan. Itu ilustrasi saja. Ketika di akhirat nanti proses hisabnya sulit maka sudah barang tentu maka banyak urusan yang menjadi panjang. Dan tentu saja melelahkan. Proses hisab adalah menghitung amal manusia selama hidup di dunia. Bila amal baiknya lebih banyak maka akan menerima buku catatan amal dengan tangan kanan. Bila amal buruknya lebih banyak maka bisa saja menerima buku catatan amal dengan tangan kiri bahkan dari belakang punggung.
Allah akan marah. Sholat berjamaah hukumnya bukan wajib namun sangat dianjurkan untuk melaksanakannya. Sehingga para nabi dan ulama senantiasa melaksanakannya. Suatu ketika saya bertemu dengan sopir Kiai Fawaid As’ad Samsul Arifin Situbondo. Itu terjadi pada kisaran tahun 1999. ia bercerita bahwa Pak Kiai bila kemana-mana senantiasa ditemani santrinya. Kenapa kok bawa santri segala? Apa tidak merepotkan? Ternyata santri diajak sholat berjamaah bila sudah waktunya. Sehingga beliau bisa sholat berjamaah di manapun dan kapanpun. Tidak hanya di pondok. Tetapi diperjalananpun masih bisa karena ada santri yang menemani. Begitu juga yang dilakukan oleh KH Ghozali Cholil Pandanasri. Beliau istikomah sholat berjamaah. Beliau-beliau itu berjuang dijalan Allah lewat mengajarkan ilmu di pondoknya masing-masing. Dan kelihatan sekali bahwa Allah memberi kecukupan kehidupan keluarga beliau. Apa yang diterima disyukuri. Dan saya melihat sendiri keluarga beliau tidak kekurangan suatu apa. Suatu ketika ada hajat menikahkan putera beliau dengan mengundang ribuan orang dalam satu waktu bisa dilakukan. Ketika sudah waktunya berangkat haji sebagaimana orang lain yang kaya juga beliau bisa berangkat. Bila melihat luas sawah yang beliau miliki hampir sama dengan warga kebanyakan. Inilah rahasia dibalik sholat berjamaah. Sehingga ketika sudah dicontohkan seperti itu tetap tidak melakukan sholat berjamaah maka akan mendapatkan kemarahan Allah.
Masuk neraka. Bila proses hisab sudah sulit dilalui ditambah lagi bila Allah marah terus apalagi kalau tidak masuk neraka. Bukankah bisa masuk surga karena kasih sayang Allah semata? Maka sangat perlu kiranya disela-sela pekerjaan yang menumpuk maka menyempatkan sholat berjamaah adalah suatu kebutuhan bukan kewajiban lagi. Sehingga ada keseimbangan antara ikhtiar fisik dan ikhtiar non fisik untuk mendekatkan diri kepada Allah. insyaAllah keberkahan hidup akan diraih.
Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar