Hari ini Kamis, 9 September 2010 adalah hari terakhir bulan Ramadhan 1431 H. Hal ini saya ketahui setelah pemerintah melalui menteri agama dalam Sidang Istbatnya tadi malam menetapkan bahwa tanggal 1 Syawal jatuh pada tanggal 10 September 2010.
Bagaimana perasaan di hari terakhir di bulan Ramadahan? Apakah senang? Apakah sedih? Bagaimana keadaan di sekitar kita, di pasar, di jalan, di stasiun, di bandara, di terminal banyak orang mudik untuk bersilaturahmi?
Ada dua hal yang hanya di miliki Umat Muhammad, yakni bulan Ramadhan dengan segala fasilitas pahala yang berlipat dan lailatul Qadar. Oleh karena melihat hal ini, para salafus shalih tidak menyia-nyiakan limpahan rahmat ini. Beliau menghabiskan banyak waktunya untuk beribadah di bulan suci ini. Selain ibadah ritual individual dengan menjaga kesempurnaan puasa juga dihiasi dengan amalan ibadah yang lain baik itu sholat sunah, i’itkaf di masjid, membaca al-Qur’an, dzikir, membaca sholawat dan lainnya. Bahkan banyak di antaranya yang membaca al-Qur’an tidak hanya sekali khatam bahkan berkali-kali. Imam Syafi’i bila di bulan Ramadhan beliau bisa khatam al-Qur’an sebanyak 60 kali di luar waktu sholat. Begitu juga Imam Hanafi. Sedang Imam Maliki selain membaca al-Qur’an senang mengumpulkan para ulama untuk membaca berbagai kitab. Dan masih banyak contoh-contoh yang lain.
Sedang bila di lihat dari amal sosial banyak yang memperbanyak sedekah, menyediakan takjil buka puasa, menyediakan makanan bagi yang tadarus di masjid, di mushola bahkan menyedikan sahur bagi yang membutuhkan. Banyak sebenarnya yang berkaitan dengan ibadah sosial ini selain sedekah, yakni hadiah, zakat, dan infaq. Bisa juga menolong orang lain baik dengan tenaga maupun pikiran bahkan boleh juga dengan harta.
Bisa ditambah lagi dengan amalan untuk pencerahan umat atau warga sekitar. Dengan menjadi imam sholat baik sholat fardhu, sholat tarawih lalu memberi kuliah atau ceramah bahkan membacakan kitab sebagai kegiatan rutin selama bulan puasa. Ini hal yang baik pula. Mengisi bulan puasa dengan kegiatan positif baik untuk diri sendiri apalagi berguna bagi orang lain untuk memperbaiki amal perbuatan. Karena tidak sah atau kurang sempurna bila sesuatu amal bila tanpa disertai dengan ilmu. Maka menyebarkan ilmu agar tahu aturan-aturan bertamu di bulan Ramadhan adalah sesuatu yang baik. Maka hal inilah bisa dikatakan sebagai amal intelektual. Apalagi isi dari yang disampaikan atau ada fikiran-fikiran yang baik dituangkan dalam tulisan sehingga bisa lebih banyak yang bisa memanfaatkannya.
Bila sudah berada di akhir bulan Ramadhan, ada rasa kesedihan yang memuncak karena berkah bulan Ramadhan akan menghilang. Belum tentu tahun depan bisa bertemu lagi. Maka ada rasa kesedihan. Seiring waktu berjalan, bila bisa melaksanakan segala aturan yang telah di gariskan selama bertamu di bulan Ramadhan maka patutlah disyukuri. Dan berharap perilaku kita di bulan Ramadhan yang baik bisa kita lanjutkan di bulan Syawal dan di bulan selanjutnya.
Adanya kesibukan di jalan, di terminal, di stasiun, di bandara dan di pelabuhan banyak orang yang melaksanakan mudik ada keinginan untuk bersilaturahmi dengan sanak saudara adalah hal yang baik pula. Asal tidak ada keinginan untuk menunjukkan kesuksesan yang di dapat.
Kesibukan di pasar, ada warga yang menyiapkan persediaan untuk menyambut hari lebaran juga tidak salah. Hanya saja semoga tidak terlupa esensi berlebaran. bahwa yang namanya id atau lebaran bukanlah pakaiannya yang baru tetapi perilaku kita yang senantiasa di perbaharui dengan hal yang baik.
Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar