Kamis, 26 Agustus 2010

Marhaban Ya Ramadhan

QS al-Baqarah: 182

“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan puasa bagi orang-orang sebelum kamu. Supaya kamu bertakwa”.

Dari ayat di atas diketahui bahwa Allah memerintahkan berpuasa hanya bagi orang-orang yang beriman saja. Sedang orang yang tidak beriman tidak diwajibkan. Menurut Prof Imam Suprayogo manusia dibagi menjadi tiga sebagiamana dalam penjelasan surat al-Baqarah. Yakni orang mukmin, orang kafir dan terakhir orang yang berada antara mukmin dan kafir yakni orang munafik. Lha, bagaimana orang non muslim? Oleh karena bukan kategori beriman maka tidak diwajibkan. Lalu bagaimana orang yang berdiam di tengah hutan Kalimantan atau Papua yang tidak ada dakwah Islam? Mereka itu pengecualian. Oleh karena tidak ada dakwah maka mereka juga tidak diwajibkan berpuasa.
Ternyata orang-orang terdahulu seperti jaman Nabi Musa juga ada perintah berpuasa hanya saja syariatnya tidak sama. Kaum Yahudi berpuasa sehari semalam tidak berbuka sedikitpun kecuali sekali. Lalu dirubah dimulai dari tengah malam sampai tengah hari. Para Pendeta Kristen dulu puasanya bermacam-macam. Ada yang berpuasa daging, telur dan ikan. Di Kitab Injil Matius Lama sebagaimana di tulis dalam Kitab Risalatus Syiam yang ditulis oleh K Ahmad Abdul Hamid Kendal dalam pasal 6 ayat nomor 16-18 orang yang menyembah berhala atau patung melakukan puasa untuk meredam murkanya sesembahan mereka kerena melakukan dosa. Lalu mereka berpuasa dengan meninggalkan hal yang menjadi keinginannya sambil menyebut sesembahannya.
Pada Jaman Nabi ketika di Madinah tinggal pula Kaum Yahudi yang melaksanakan puasa asyura. Setelah di tanya ternyata mereka berpuasa memperingati selamatnya Bani Israel atas kekejaman Raja Fir’aun. Bentuk syukur Nabi Musa atas kemenengan melawan Fir’aun. Kaum Yahudi sekarang masih ada juga yang berpuasa selama 7 hari untuk memperingati kerusakan Kota Yerusalem.
Kemudian di jaman Nabi Daud dikenal dengan puasa Daud. Yakni sehari puasa dan sehari berbuka. Lalu di tulis dalam Kitab Nurul Yaqin sebelum Nabi Muhammad diperintahkan puasa Ramadhan beliau sudah melakukan puasa tiga hari tiap bulan. Mungkin ini puasa baith tanggal 13, 14, 15 tiap bulan.
Melihat uraian di atas nyatalah bahwa puasa diperhatikan segala zaman dan agama. Melihat pentingnya berpuasa bagi kita manusia. Nabi menerima wahyu puasa Ramadha pada bulan Sya’ban tahun kedua hijriah. Maka dari bulan Ramadhan tahun kedua hijriah Nabi dan para sahabat mulai melaksanakan puasa Ramadhan.
Wallahu a’lam bi al-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar