Kamis, 26 Agustus 2010

Berdoa dan Berbaik Sangka

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah. Sehingga Allah disebut khaliq, yang menciptakan. Dari sini bisa dilihat bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk yang lemah. Oleh karena itu dianjurkan untuk berdoa kepada dzat yang menciptakan. Sebagaimana dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, iqra bismirabbikalladzi khalaq. Agar apa yang kita diinginkan bisa dikabulkan oleh penguasa alam semesta ini. Hanya saja terkadang sudah lama berdoa belum juga apa yang diinginkan tercapai. Sudah menjadi watak manusia untuk selalu mengejar pangkat, harta, dan perempuan. Semua aktivitas difokuskan kearah itu semua. Sehingga sangat sedikit waktu yang diluangkan untuk berkomunikasi dengan Tuhan.
Saad bin Abu Waqas adalah sahabat Nabi yang dikenal doanya dikabulkan oleh Allah. Setelah ditanya apa resepnya sehingga bisa mempunyai maqam seperti itu? Beliau menjawab bahwa saya mengetahui asal makanan yang dimakan dan mau kemana makanan yang dimakan. Dalam arti makanan yang dimakan diperiksa halal dan tidaknya. Sebagaimana diketahui makanan berpengaruh terhadap tubuh. Makanan yang dimakan tersalur lewat darah ke seluruh tubuh. Bila makanan yang kita makan tercampur kotoran maka kotor pula tubuh. Dan ini menghambat doa kita dikabulkan. Bukankah Allah menyukai orang yang bertaubat dan orang mensucikan diri. Dari sini bisa diketahui bahwa betapa berpengaruhnya makanan terhadap sifat, tingkah laku dan doa yang kita panjatkan.
Diri suci berarti makanan yang dimakan sudah bersih bin halal, tayyib dan barokah. Ada seorang teman yang mengeluh bahwa ia sudah lama berdoa namun belum diijabahi oleh Allah? Bisa jadi karena masih banyak dosa yang kita lakukan atau bisa jadi masih kurang lama kita berdoa. Dalam sejarah kita ingat Nabi Ibrahim yang sudah mulai udzur terus berdoa agar dikaruniai putera agar bisa meneruskan dakwah. Lama beliau berdoa. Dengan Ibu Sarah belum juga dikaruniai putra lalu beliau menikah lagi dengan Ibu Hajar. Setelah penantian lama Ibu Sarah yang sudah tua lalu melahirkan Ishaq dan dari Ibu Hajar lalu lahir Ismail yang menjadi Nabi kekasih Allah setelah Nabi Ibrahim as.
Begitu juga Nabi Zakaria. Lama beliau menanti datang putera sebagai penerus ajaran ilahi. Dengan sabar beliau berdoa agar dikaruniai momongan. Diluar nalar manusia di usia senja isteri Nabi Zakaria lalu hamil dan melahirkan putra yang lantas diberi nama Yahya dan kelak akan menjadi nabi.
Dari dua cerita di atas memang di luar logika manusia dan di luar hukum alam. Dan itu memang sudah menjadi kehendak Allah bahwa perempuan yang sudah uzur masih bisa hamil dan melahirkan dengan selamat. Maka kita perlu berperasangka baik kepada Allah. Dengan terus melantunkan doa kepada Allah. Tanpa kenal lelah. insyaAllah suatu saat nanti akan diijabahi.
Doa adalah ruh kehidupan. Selama masih berdoa, maka ruh kehidupan kita akan jalan. Ada optimisme hidup yang membuat kita percaya diri untuk menghadapi segala rintangan dan hambatan kehidupan. Sebaliknya bila sudah pesimis dengan berdoa, lalu tidak melakukan doa lagi maka kehidupan kita tidak punya arah. Terbawa angin kesana kemari. Untuk itu marilah kita terus berdoa dan berperasangka baik kepada Allah.
Hanya saja kita harus tahu diri bahwa kita tidak boleh tergesa-gesa agar doa kita dierima. Ada konsep tadhorru’ wa khauf. Bahwa doa yang kita baca harus diiringi dengan memohon dengan sangat dan optimis suatu saaat doa akan dikabulkan. Dan juga takut bila amal kita tidak diterima. Dalam surat al-fatihah ada ayat iyyaka na’budu waiyyaka nasta’in. kepadaMulah kami menyembah dan kepadaMulah kami mohon pertolongan. Kita terus beribadah, bekerja, dan terus berdoa lalu semuanya diserahkan kepada Allah sebagai penentu akhir.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar