Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Dua sifat tadi adalah sebagian dari 99 sifat Allah seperti yang tertulis dalam asmaul husna. Dari kesemuanya itu kelihatan bahwa yang sering kita baca adalah sifat rahman dan rahim. Coba bisa kita rasakan dan diingat-ingat. Semua surat dalam al-qur’an yang berjumlah 144 surat kesemuanya diawali dengan bacaan basmalah yang berisi sifat kasih sayang Allah. Hanya satu yang tidak yakni surat at-taubah karena di dalam surat tersebut berkaitan dengan masalah perang. Jadi semua hal dalam kehidupan seharusnya mengedepankan rasa kasih sayang. Sedang dalam hal perang kasih sayang itu perlu dikesampingkan. Karena menyangkut hidup dan mati. Sebenarnya sangatlah pas bila Islam berarti selamat. Selamat karena umatnya lebih mengedepankan kasih sayang. Islam rahmatal lil alamin. Sebagai mayoritas tetap memberi ruang apresiasi bagi minoritas. Menyampaikan hak-haknya. Melindungi kepentingannya. Dan merasa menjadi saudara sebagai saudara dalam berbangsa dan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.
Rasa kasih sayang ini juga terus menerus diulang dan diulang dalam sholat yang kita lakukan. Dalam sehari minimal kita sholat sebanyak lima kali. Dan dalam tujuh belas rakaat sholat. Dalam setiap rakaat pasti membaca surat fatihah yang diawali dengan membaca basmalah. Sebenarnya dikandung maksud memang agama kita sangat menganjurkan rasa kasih sayang ini. Dan diharapkan bisa diaplikasikan dalam kehidupan di luar sholat. Alangkah indahnya hidup ini bila hal itu terjadi. Ada harmoni sosial yang terbentuk. Manakala semua warga masyarakat bisa mempraktekkannya sebagai ejawantah dari sirri sholat yang dilakukan. Sebagaimana harapan akan hasil sholat yakni dengan sholat bisa mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar. Lalu sudahkah kita bisa melakukannya dan sudah merasakan hasilnya? Hanya kita sendiri yang tahu.
Dari sebagian sifat rahman Allah, Allah tidak membeda-bedakan umatnya. Orang yang soleh dan solehah diberi hak hidup tenang berkecukupan. Begitu juga orang yang lalai dalam beribadah. Diberi hak juga untuk hidup makmur sejahtera. Yang membedakan keduanya adalah di hari akhir nanti. Bukankah ada penimbangan amal perbuatan yang akan menentukan masuk ke surga atau neraka. Kita hidup di dunia hanya sebagai ladang menanam amal.
Dari hal itu maka kita dianjurkan untuk memperbanyak membaca doa. Karena doa dikatakan sebagai pedangnya umat Islam. Dengan doa pula bisa merubah nasib seseorang. Maka posisi doa sangat penting. Hanya saja ada doa yang langsung bisa dikabulkan, ada juga yang terkabulnya perlu waktu dan ada juga yang dikabulkan nanti di akhirat. Tugas kita hanya berdoa. Bukankah Allah sudah berjanji bahwa akan mengabulkan semua permintaan umatnya yang berdoa.
Pak Imam Haramain memberi tahu adabnya berdoa yakni sebelum dan sesudah berdoa membaca sholawat nabi. Bila ditulis seperti ini urutannya membaca hamdalah-sholawat Nabi-doa yang diinginkan-sholawat Nabi dan diakhiri dengan hamdalah. Bacaan hamdalah sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan nikmat yang kita terima dan tidak bisa dihitung banyakknya. Lalu membaca sholawat sebagai wasilah atau perantara. Wasilah di sini bisa berarti juga kunci pembuka. Sebagaimana mau membuka pintu rumah kalau tidak ada kuncinya tidak mungkin bisa masuk. Karena Kanjeng Nabi Muhammad mempunyai posisi yang sangat dekat dengan Allah sehingga dengan perantaraan membaca sholawat kepada beliau doa kita dikabulkan Allah.
Tata cara berdoa ini perlu diketahui karena bisa dipahami semua amal ada ilmunya. Dengan mempunyai ilmu tujuan yang ingin dicapai bisa cepat tergapai. Begitu juga dengan mengetahui adab berdoa. Lebih baik lagi berdoa dalam keadaan suci, menghadap kiblat. Waktu yang mustajabah diantaranya ketika diantara dua khutbah, sepertiga malam yang akhir. Sedang tempat yang mustajabah diantaranya di Masjidil Haram, Masjid Nabawi, di Raudhah, dan lainnya.
Penting bagi kita juga untuk memperbanyak membaca sholawat Nabi. Ada dengan bacaan yang panjang ada juga yang pendek. Seperti shollu alan nabi. Bila tidak mampu istiqomah. Lebih baik sedikit tetapi istiqomah. Misalnya membaca sholawat nariyah sepuluh kali setiap kali selesai sholat fardhu. Sudah cukup bagus. Begitu pesan dari Pak Kiai. Hal-hal kecil dan sepele bila dilakukan secara rutin akan mendatangkan karomah atau kemuliaan. Begitu juga membaca dengan rutin bacaan sholawat.
Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar