Selasa, 24 April 2018

Selamat Harlah PMII ke-58


Pada hari sabtu, 21 April 2018 alumni PMII Nganjuk melangsungkan resepsi harlah di sebuah tempat yang cukup sederhana. Metropolis Cafe, di bilangan Kertosono. Cikal bakal PMII di Nganjuk ada di sini. Tepatnya di kampus STAI Miftahul ‘Ula Nglawak Kertosono. Bermodalkan kebersamaan, alhamdulillah acara berlangsung dengan lancar dan sukses.
Para alumni yang sudah berkiprah di PM11 hadir. Dari angkatan pertama 1999-2000 hingga masa bhakti 2017. Ada rasa bangga, haru, senang, berpadu menjadi satu. Apalagi tatkala dinyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars PMII, terasa hati ini masih muda. Kembali merasakan masa lalu, serasa masih menjadi mahasiswa.
Tidak kalah penting adalah dinyanyiannya ya alal waton hasil karya KH. Wahab Hasbullah. Menunjukkan rasa patriotisme keindonesiaan. Nama indonesia sudah dipilih padahal lagu itu jauh-jauh hari sudah ditulis sebelum indonesia merdeka. Sekitar 1914. Dari sini menunjukkan “khawas” kiai wahab akan bentuk negara bangsa ini ke depan. Tidak sembarang orang mempunyai sisi linuwih ini.
Nun jauh dulu di Surabaya, 17 April 1960 sekelompok mahasiswa Nahdlatul ‘Ulama berkumpul untuk merumuskan bentuk organisasi mahasiswa ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah. Waktu itu sudah berdiri HMI namun lebih condong ke partai Masyumi.
Sebenarnya dalam wadah IPNU sudah ada departemen kemahasiswaan. Namun karena dirasa “spirit pelajar” yang kurang bisa mewadahi nilai-nilai kemahasiswaan akhirnya para mahasiswa tersebut mendirikan organisasi yang kemudian dikenal dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.
Ditinjau dari nama organisasi ada empat spirit yang mengemuka. Memilih kata pergerakan atau nahdlah. Bergerak, tidak pasif dan statis. Namun terus melaju sesuai dengan laju peradaban. Mengapa tidak memilih ikatan atau himpunan. Karena dirasa kurang bisa mengemban nilai-nilai mahasiswa yang mendekati usia pemuda. Yang senantiasa galau dengan keadaan sekitar yang terus berubah.
Mahasiswa menunjukkan komunitas calon intelektual muda. Pengemban amanah bangsa dan negara di masa yang akan datang. Dari komunitas inilah diharapkan calon pemimpin bangsa yang siap, dan mumpuni membawa bangsa ini menjadi lebih sejahtera.
Ada kata Islam Indonesia. Islam di sini merujuk bahwa memang Islam lahir di Timur Tengah. Namun jangan lupa bahwa kita lahir, hidup, sujud dan rukuk, bekerja, makan dari tanah Indonesia, dan nantinya juga akan kembali ke tanah. Yang kesemuanya ada di negeri ini. Tidak boleh melupakan ada istiadat yang berkembang. Al adah muhakkamah. Bahwa adat bisa menjadi hukum.
Adat yang ada dipakai dengan nilai-nilai keislaman. Atau dengan kata lain orang Indonesia yang beragama Islam. Bukan orang Islam yang ada di Indonesia. Organisasi mahasiswa yang bercirikan Islam Indonesia ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah.
Beberapa waktu yang lalu PB PMII sowan kepada Rais am Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin dan Ketua Umum PBNU Prof. Dr. Said Aqiel Siradj. Dari kedua beliau itu sangat berharap kepada PMII.  
Kontribusi PMII kepada NU. Karena memang PMII adalah kader NU. Diharapkan kembali ke habitatnya lagi. Turut membesarkan dan memperjuangkan NU.
Tugas alumni adalah meningkatkan kapasitas diri. Keadaan yang akan datang tidak bisa diketahui dengan pasti. Namun prediksi bisa dijadikan acuan. Bahwa banyak lini kehidupan yang bisa dimasuki oleh alumni. Pada tahap praksis di lapangan jabatan dan posisi apapun dalam organisasi NU. Kader dan alumni PMII bisa berkiprah.  Semuanya berkontribusi kepada kebesaran NU.
Alhamdulillah, sudah banya alumni Nganjuk yang melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Beragam pula profesinya. Ada pkh, pendamping desa, ppk, bawaslu, dosen, guru, birokrat. Inilah sedikit gambaran kiprah alumni.
Yang perlu digarisbawahi oleh segenap alumni adalah nilai-nilai keindonesiaan, dan keislaman kita. Berislam melalui Nahdlatul Ulama. NU sebagai amaliah, manhaj, militansi, harakah, dan fikrah.
Selamat harlah PMIIku ke-58.
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar