Suatu hari saya bertemu dengan kolega. Beliau sudah
puluhan tahun bekerja. Dan sebentar lagi memasuki purna tugas. Putra sudah ‘mentas’.
Kebahagiaan bila dekat dengan sang cucu. Begitu beliau bercerita. Dengan pegawai
yang masih muda, senang memberi pesan untuk maju. Enak jika beliau diajak
ngobrol.
Diantara yang dipesankan adalah berusaha jangan perhitungan.
Bila ditunjuk untuk mengerjakan sesuatu berusaha untuk
dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Jangan terlalu memikirkan honor atau uang
perjalanan, uang transpor. Bahkan menanyakan uang transpor. Bisa-bisa nanti
dijauhi oleh teman. Dikira minta terus. Apalagi tidak ada jatah anggarannya. Ada
teman yang berseloroh, kerja dulu saja nanti rizki akan mengikuti.
Unjuk kerja.
Setiap jabatan mempunyai tugas dan fungsi. Itu saja
yang diopeni. Misalnya sebagai pengawas sekolah tugasnya adalah melaksanakan
supervisi akademis dan supervisi managerial. Ya, itu saja dilakukan. Tentu saja
tetap koordinasi dengan teman sejawat untuk melaksanakannya.
Standar penilaian, standar isi, standar kelulusan, standar
proses. Maka bila ini sudah maksimal dilaksanakan oleh pengawas pendidikan
agama islam kepada guru binaannya maka hasilnya sudah cukup bisa dirasakan.
Maka penting kiranya untuk memahami, merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi tugas dan fungsi yang diemban dalam suatu level
jabatan.
Punya target kerja
Dalam melaksanakan program kerja ada target jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Dalam rentang waktu itu perlu
disusun target kerja apa yang diinginkan sehingga kinerja yang dilakukan bisa
terukur. Ideal memang bila semua tugas dengan rentang wilayah bisa dijangkau. Namun
ada skala prioritas yang harus tetap dikerjakan.
Berhubungan baik dengan semua kalangan
Berbuat baik tidak hanya secara vertikal namun juga
menyamping. Secara horisontal. Sesama kolega tetap baik, dengan atasan bisa
dijaga hubungannya. Sehingga berusaha jangan mempunyai musuh. Musuh satu sudah
sangat banyak. Sedangkan teman 1000 kurang. Seharusnya seperti itu.
Penting juga untuk teduh dalam berkomentar. Ini yang
susah. Bila ada suatu masalah tidak lantas memanas-manasi. Namun bisa memberi
jalan tengah, menjernihkan permasalahan, mendudukkan masalah pada tempatnya. Hal
ini memang perlu waktu. Namun harus segera bisa dikerjakan.
Selalu mengembangkan diri
Perubahan selalu ada. Dan itu menjadi sunnatullah. Tidak
ada yang apatis, tidak ada yang abadi, yang abadi adalah perubahan itu sendiri.
Kemampuan yang dimiliki sekarang ini harus selalu diupgrade. Agar selalu
berkembang dari hari ke hari. Bila sudah tiba waktunya dibutuhkan maka akan
mudah untuk memanggilnya.
Ada dua hal yang terkadang terlupakan namun sangat
penting diperhatikan. Yakni waktu dan kesempatan. Waktu sangat relatif
waktunya. Dan tidak ada kesempatan dua kali. Lalu begitu juga kesempatan. Mumpung
kesempatan masih ada mari digunakan dengan sebaik-baiknya. Wallahu a’lam bi al
shawab.
kua kertosono 08082017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar