Minggu, 22 Februari 2015

Orang Baik dan Berbuat Baik



Di dalam negara demokrasi untuk memilih calon pemimpin menggunakan logika pemilihan. Untuk menjadi wakil rakyat harus dipilih langsung oleh rakyat. Begitu juga pemimpin daerah. Mulai dari kepala desa, bupati, walikota, gubernur, dan presiden.
Karena yang mendaftar ikut kompetisi banyak maka logika yang dipakai adalah persaingan. Tidak cukup hanya mengandalkan profil baik, jujur, kreatif, benar, cakap. Namun juga strategi, siasat, dan juga uang. Bila hanya mengandalkan apa adanya maka akan disebut politisi lugu. Dan apabila kalah maka politisi jenis ini dianggap sebagai politisi hebat.
Memang pada dasarnya dalam pemilihan pemimpin diharapkan terpilih orang yang baik dan membawa kebaikan bagi rakyat yang dipimpinnya. Sehingga siapapun berhak maju, dipilih dan jadi. Namun lagi-lagi strategi yang dipilih juga turut menentukan keberhasilannya.
Disisi yang lain bentuk pemilihan juga menghindari politik dinasti. Dimana bila orang tua mangkat maka otomatis akan digantikan oleh putra mahkota. Walaupun hal ini sudah tidak terjadi namun dalam beberapa kasus tertentu masih saja terjadi.
Ada gubernur lalu ada anak, menantu, sepupu, ibu tiri yang menjadi bupati atau wakil bupati di provinsi yang sama. Setelah turun jabatan dengan mekanisme pemilihan bisa juga isteri, anak yang menggantikan jabatannya. Hal ini terjadi karena strategi yang memungkinkan karena sudah menguasai jaringan, birokrasi dan sebagainya. Sehingga bisa jadi yang terpilih bukanlah orang yang benar. Namun orang yang menang karena strategi. Hasilnyapun bisa kita rasakan sendiri.
Logika bersaing memang ada dimana-mana. Bila orang baik tidak bersaing lalu bagaimana cara mengubah kondisi ke arah yang baik. Diam tidak berbuat saja bisa saja hak milik saja bisa berpindah ke tangan orang lain. Sehingga logika yang bisa dipakai orang baik harus berani bersaing untuk turut merubah kehidupan. Tentu saja dengan cara benar. Segala daya upaya dikerahkan untuk meraihnya. Dengan tetap dalam koridor mengharap ridaNya.
Orang baik disini bisa berarti orang yang suka bekerja keras, kreatif, inovatif, komunikatif, ikhlas. Orang semacam ini pasti dibutuhkan dan diterima dimanapun hidup dan kapanpun. Namun lagi-lagi terkadang belum tentu berani dan mampu untuk tampil untuk merubah keadaan. Memang dorongan agar orang baik untuk berbuat baik perlu sekali dilakukan dan terus-menerus. Wallahul a’lam bi alshawab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar