Selasa, 13 Januari 2015

Golek Unjal

Ketika berangkat di pagi hari sekitar jam 6.30 WIB di jalan penuh sesak lalu lalang kendaraan. Ada siswa yang berangkat ke sekolah, orang pergi ke kantor, ke sawah, ke pasar, atau ke tempat bekerjanya masing-masing. Yang rumahnya di utara berangkat ke selatan, yang rumahnya di barat pergi ke timur dan sebaiknya. Ada juga yang bekerja di desanya masing-masing. Bahkan ada juga bekerja hanya melangkah ke luar rumah sudah di kantornya. Ada juga yang bekerja cukup di rumahnya sendiri.
Yang jelas semuanya bekerja. Berusaha mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya. Tidak ingin adanya dia menjadi beban orang lain. Syukur-syukur ada kelebihan bisa berbagi untuk orang lain.
Bekerja adalah kewajiban. Dilihat dari sisi agama, ekonomi, social dan kemasyarakatan adalah hal yang mutlak. Dalam ajaran agama bila ada orang yang pagi-pagi sudah berangkat bekerja diacungi jempol. Daripada setelah salat subuh di masjid tetap terus di masjid beriktikaf hingga matahari sudah meninggi. Sambil menanti datangnya rizki dari langit.
Seorang laki-laki yang tangannya melepuh dan kasar karena mencari kayu bakar di hutan lebih disukai oleh Nabi dan dianggap sebagai laki-laki yang bertanggungjawab. Dan membawanya ke surge karena melaksanakan kewajiban sebagai kepala keluarga untuk menghidupi keluarganya.
Bekerja bisa menggerakkan roda perekonomian. Sumber daya yang ada bisa dimanfaatkan dengan maksimal bila ada yang menggali, memproduksi, dan memasarkan. Semunya akan mendapatkan hasil berupa uang dari setiap kegiatan ekonomi. Bila semua sudah bekerja pada pos masing-masing maka semua warga akan perputaran uang. Perekonomian tidak berputar pada kelompok terbatas. Namun semua kelompok semua segmen.
Dari segi social kemasyarakatan sekarang ini ada perubahan cara pandang Orang yang bekerja maka akan lebih dihormati masyarakat daripada orang yang menganggur. Apalagi orang yang berpendidikan misalnya sarjana dan masih menganggur maka bebannya akan berlipat tambahnya. Akhirnya menunda kelulusannya karena takut bila sudah wisuda menganggur. Orang yang bekerja dianggap sebagai orang yang mampu dan pandai. Dalam arti dari sekian tenaga kerja masih bisa mendapatkan lapangan beker berarti ia orang yang beruntung.
Golek unjal seperti burung yang mencari serpihan-serpihan rumput untuk membuat sarang. Dia keluar dipagi hari dalam keadaan perut kosong dan pulang dalam keadaan perut sudah kenyang. Dan sambil membawa makanan untuk anaknya.
Sebenarnya kehidupan manusia tidak keluar dari gambaran golek unjal. Dalam siklus berumah tangga hingga 10 tahun pertama terkadang harus menyesuaikan antara suami dan isteri. Karena menikah memang mempertemukan dua karakter yang berbeda. Hidup belum mapan, masih mencari format kehidupan. Begitu juga terkadang papan juga belum dipunyai. Namun seiring waktu berjalan bahu-membahu antara suami dan isteri akhirnya tahapan-tahapan berumah tangga akan menemukan relevansinya. Tentu saja ditopang dengan golek unjal setiap hari. Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar