Ada cerita nyata mengenai
hal ini. Penulis mempunyai teman guru. Suatu saat ketika bertemu tanpa sengaja
menanyakan kabar anaknya. Dia bercerita bahwa anaknya baru saja lahir. Sudah
berumah tangga selama 12 tahun namun belum dikaruniai keturunan. Rumah yang
ditempati terasa hambar tanpa tangisan dan derai tawa si kecil. ikhtiar terus
dilakukan dan sudah dilakukan baik medis dan non medis. Apa yang diucapkan
orang semuanya dicoba. Tentu saja telah mengeluarkan banyak biaya. Hingga
akhirnya tawakal atas apa yang dilakukan. Dan akhirnya Allah menghendaki
lahirlah seorang putra.
Setelah mempunyai
momongan suasana hati semakin senang, bahagia. Terasa lengkap kehidupan.
Kelengkapan sebagai sebuah keluarga sudah terpenuhi. Hingga selanjutnya adalah
menjadikannya keturunan yang saleh salehan sehingga bisa menjadi kurrota a’yun
bagi orang tuanya. Untuk menjadikannya saleh solehah bukan perkara mudah,
singkat dan budget yang sedikit.
Dalam sebuah hadith Nabi
disampaikan barang siapa menghendaki dunia maka wajib baginya ilmu. Begitu juga
kehidupan akhirat perlu dilengkapi dengan ilmu. Dan bila menghendaki kehidupan
bahagia di dunia dan akhirat maka wajib namanya mempunyai ilmu. Agar anak
mempunyai ilmu maka salah satu jalan melalui pendidikan. Bila ilmu pengetahuan
umum diperoleh di lembaga pendidikan formal maka untuk ilmu akhirat bisa
diperoleh melalui madrasah diniyah di sore atau malam hari.
Patut disyukuri di desa
Pisang melalui Ranting Nahdlatul Ulama Pisang sudah mempunyai lembaga
pendidikan dimaksud. Berupa Taman Pendidikan Alquran dan Madrasah Diniyah
Baitul Atqiya’. insyaAllah di tahun ini akan didirikan Satuan Paud Sejenis
(SPS) untuk menyiapkan generasi di usia dini mendapatkan dunianya. Untuk yang
terakhir dimotori oleh Ranting Muslimat NU Pisang.
Alangkah senang orang tua
bila mendengar lantunan bacaan Alquran putra-putrinya setiap hari di rumah. Dan
juga mendapatkan ilmu-ilmu pesantren untuk bekal kehidupan kedepan. Bisa
dipastikan di lembaga pendidikan NU akan mendapatkan pendidikan Islam ramah.
Bukan Islam kejam nan garang seperti yang digambarkan Islamic State of Iraq and
Syria (ISIS), MMI, FPI dan kelompok Islam radikal lainnya.
Anak cucu kita adalah
aset bagi kita. Kita berharap doa dan kiriman bacaan Alquran dari mereka.
Jangan salah pilih memilih lembaga pendidikan. Sangat penting memberi dasar
pendidikan agama bagi mereka. Jika kelak mereka kuliah di kota besar bisa
memfilter informasi apapun yang masuk. Kasus aktivis HTI dan gerakan radikal Islam
lain direkrut ketika masa kuliah dengan doktrin yang militan fanatik tanpa di
dasari pendidikan agama yang kuat di masa belia. Dampaknya bisa ‘rame’ dengan
orang tua. Karena pemahamannya tidak singkron. Bisa berani dan melawan orang
tua. Amalan harian orang tua seperti tahlilan, dzibaan, manakiban, khataman
Quran menjadi bidah semua. Maka sangat penting kiranya memasukkan anak cucu ke
pendidikan ala ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah.
Disamping itu ada
mujahadah padang mbulan yang bisa diikuti untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Dilakukan setiap malam tanggal 15 bulan komariah dengan agenda salat malam baik
salat taubat, salat hajat dan salat tasbih dilanjutkan istighosah. Ada juga
ngaji sulam safinah dan informasi organisasi untuk kemaslahatan umat. Acara di
mulai pukul 18.30-20.30 dengan tempat bergiliran antar musala masjid di Desa
Pisang.
Lalu lima pilar Islam
tidak akan tegak tanpa menunaikan zakat. Untuk hal ini ada lazisnu (lembaga
amil zakat infak dan sadaqah nahdlatul ulama pisang) yang siap menerima dan
menyalurkan kepada yang berhak menerimanya. Dan insyaallah pengurusnya amanah
dengan laporan periodik kepada muzakki.
Semoga bermanfaat bagi
kita semua.
Sambutan
pada pembukaan perdana Jamaah Tahlil wa Taklim Babussalam hari Jumat, 22
Agustus 2014 di rumah Pak Mursito Pisang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar