Sabtu, 23 Agustus 2014

Anak Sebagai Nikmat



Ada cerita nyata mengenai hal ini. Penulis mempunyai teman guru. Suatu saat ketika bertemu tanpa sengaja menanyakan kabar anaknya. Dia bercerita bahwa anaknya baru saja lahir. Sudah berumah tangga selama 12 tahun namun belum dikaruniai keturunan. Rumah yang ditempati terasa hambar tanpa tangisan dan derai tawa si kecil. ikhtiar terus dilakukan dan sudah dilakukan baik medis dan non medis. Apa yang diucapkan orang semuanya dicoba. Tentu saja telah mengeluarkan banyak biaya. Hingga akhirnya tawakal atas apa yang dilakukan. Dan akhirnya Allah menghendaki lahirlah seorang putra.
Setelah mempunyai momongan suasana hati semakin senang, bahagia. Terasa lengkap kehidupan. Kelengkapan sebagai sebuah keluarga sudah terpenuhi. Hingga selanjutnya adalah menjadikannya keturunan yang saleh salehan sehingga bisa menjadi kurrota a’yun bagi orang tuanya. Untuk menjadikannya saleh solehah bukan perkara mudah, singkat dan budget yang sedikit.
Dalam sebuah hadith Nabi disampaikan barang siapa menghendaki dunia maka wajib baginya ilmu. Begitu juga kehidupan akhirat perlu dilengkapi dengan ilmu. Dan bila menghendaki kehidupan bahagia di dunia dan akhirat maka wajib namanya mempunyai ilmu. Agar anak mempunyai ilmu maka salah satu jalan melalui pendidikan. Bila ilmu pengetahuan umum diperoleh di lembaga pendidikan formal maka untuk ilmu akhirat bisa diperoleh melalui madrasah diniyah di sore atau malam hari.
Patut disyukuri di desa Pisang melalui Ranting Nahdlatul Ulama Pisang sudah mempunyai lembaga pendidikan dimaksud. Berupa Taman Pendidikan Alquran dan Madrasah Diniyah Baitul Atqiya’. insyaAllah di tahun ini akan didirikan Satuan Paud Sejenis (SPS) untuk menyiapkan generasi di usia dini mendapatkan dunianya. Untuk yang terakhir dimotori oleh Ranting Muslimat NU Pisang.
Alangkah senang orang tua bila mendengar lantunan bacaan Alquran putra-putrinya setiap hari di rumah. Dan juga mendapatkan ilmu-ilmu pesantren untuk bekal kehidupan kedepan. Bisa dipastikan di lembaga pendidikan NU akan mendapatkan pendidikan Islam ramah. Bukan Islam kejam nan garang seperti yang digambarkan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), MMI, FPI dan kelompok Islam radikal lainnya.
Anak cucu kita adalah aset bagi kita. Kita berharap doa dan kiriman bacaan Alquran dari mereka. Jangan salah pilih memilih lembaga pendidikan. Sangat penting memberi dasar pendidikan agama bagi mereka. Jika kelak mereka kuliah di kota besar bisa memfilter informasi apapun yang masuk. Kasus aktivis HTI dan gerakan radikal Islam lain direkrut ketika masa kuliah dengan doktrin yang militan fanatik tanpa di dasari pendidikan agama yang kuat di masa belia. Dampaknya bisa ‘rame’ dengan orang tua. Karena pemahamannya tidak singkron. Bisa berani dan melawan orang tua. Amalan harian orang tua seperti tahlilan, dzibaan, manakiban, khataman Quran menjadi bidah semua. Maka sangat penting kiranya memasukkan anak cucu ke pendidikan ala ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah.
Disamping itu ada mujahadah padang mbulan yang bisa diikuti untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dilakukan setiap malam tanggal 15 bulan komariah dengan agenda salat malam baik salat taubat, salat hajat dan salat tasbih dilanjutkan istighosah. Ada juga ngaji sulam safinah dan informasi organisasi untuk kemaslahatan umat. Acara di mulai pukul 18.30-20.30 dengan tempat bergiliran antar musala masjid di Desa Pisang.
Lalu lima pilar Islam tidak akan tegak tanpa menunaikan zakat. Untuk hal ini ada lazisnu (lembaga amil zakat infak dan sadaqah nahdlatul ulama pisang) yang siap menerima dan menyalurkan kepada yang berhak menerimanya. Dan insyaallah pengurusnya amanah dengan laporan periodik kepada muzakki.
Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Sambutan pada pembukaan perdana Jamaah Tahlil wa Taklim Babussalam hari Jumat, 22 Agustus 2014 di rumah Pak Mursito Pisang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar