Tidak terasa pada hari
ini sudah memasuki hari pertama bulan Rajab. Waktu memang tidak terasa terus
bergulir. Detik demi detik, menit menuju menit berikutnya, hingga jam hari dan
pekan tidak terasa pula bulan juga berganti. Begitulah kehidupan. Begitu pentingnya waktu sehingga Allah mengingatkan akan waktu,
wal ashri.
Dalam surat ini, manusia
dalam posisi merugi. Hanya ada dua jenis manusia yang beruntung yakni orang
yang beriman dan kedua orang yang mau beramal saleh saling menasehati hal yang
benar dan sifat sabar.
Terkait dengan bulan Rajab,
dalam Kitab Durratun Nasihin diterangkan amalan menjelang bulan Rajab. Yakni salat
dua puluh rakaat bakda salat magrib. Tepatnya malam satu Rajab. Setelah membaca
fatihah pada rakaat pertama lantas membaca alikhlas. Sedangkan dalam Kitab Ihya
Ulumuddin dijelaskan amalan dengan melaksanakan salat 100 rakaat.
Kemudian pada bulan ini
dianjurkan untuk puasa Rajab. Bisa 30 hari minimal sehari. Bila melihat
pahalanya jangan ditanya banyak. Diantaranya bisa menghapus dosa yang telah
berlalu. Karena banyaknya maka dianjurkan untuk melaksanakan puasa ini. Ditambahi
niat untuk mengharap rida dari Allah Swt.
Begitu juga untuk
menghidupkan malam bulan Rajab. Kanjeng Nabi menganjurkan hal ini tidak berarti
tidurnya malam untuk menonton sepak bola hingga pagi. Namun diisi dengan
ibadah, bisa membaca, menulis, salat malam, munajat kepada Alla dengan dzikiran,
membaca Alquran, membaca salawat dan sejenisnya. Ada hikmah yang dijanjikan
yakni hidupnya hati. Berarti pula hati yang tidak mati. Dampak dari hati yang
mati yakni malas beribadah, suka menuruti nafsu sehingga suka berbuat maksiyat.
Tidak takut dengan siksa neraka, menolak kebenaran, akhirnya kesombongan yang
muncul. Dengan hati yang hidup membuat hidup semakin berarti. Suka beribadah,
berharap balasan surga.
Hidup adalah pilihan. Memilih
yang baik atau buruk. Kita bekerja sebagai bekal beribadah. Tidak selayaknya
kerja yang dilakukan malah merusak ibadah. Dengan mengabaikan salat, menunda
salat, dan sejenisnya. Begitu juga hati. Hati adalah pemberian Allah Swt. Sudah selayaknya
bila sebagai makhluk untuk bersyukur atas pemberianNya. Cara yang bisa dilakukan
adalah dengan melaksanakan ajaran Nabi. Bila sayang kepada Nabi Muhammad Saw. diantaranya
berusaha melaksanakan perintah beliau. Tidak cukup namanya sayang hanya bilang
sayang. Namun juga dipraktekkan dalam kehidupan. Bagaimana anda? Wallahu a’lam
bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar