Kamis, 01 Mei 2014

Amalan Rajab



Tidak terasa pada hari ini sudah memasuki hari pertama bulan Rajab. Waktu memang tidak terasa terus bergulir. Detik demi detik, menit menuju menit berikutnya, hingga jam hari dan pekan tidak terasa pula bulan juga berganti. Begitulah kehidupan. Begitu pentingnya  waktu sehingga Allah mengingatkan akan waktu, wal ashri.
Dalam surat ini, manusia dalam posisi merugi. Hanya ada dua jenis manusia yang beruntung yakni orang yang beriman dan kedua orang yang mau beramal saleh saling menasehati hal yang benar dan sifat sabar.
Terkait dengan bulan Rajab, dalam Kitab Durratun Nasihin diterangkan amalan menjelang bulan Rajab. Yakni salat dua puluh rakaat bakda salat magrib. Tepatnya malam satu Rajab. Setelah membaca fatihah pada rakaat pertama lantas membaca alikhlas. Sedangkan dalam Kitab Ihya Ulumuddin dijelaskan amalan dengan melaksanakan salat 100 rakaat.
Kemudian pada bulan ini dianjurkan untuk puasa Rajab. Bisa 30 hari minimal sehari. Bila melihat pahalanya jangan ditanya banyak. Diantaranya bisa menghapus dosa yang telah berlalu. Karena banyaknya maka dianjurkan untuk melaksanakan puasa ini. Ditambahi niat untuk mengharap rida dari Allah Swt.
Begitu juga untuk menghidupkan malam bulan Rajab. Kanjeng Nabi menganjurkan hal ini tidak berarti tidurnya malam untuk menonton sepak bola hingga pagi. Namun diisi dengan ibadah, bisa membaca, menulis, salat malam, munajat kepada Alla dengan dzikiran, membaca Alquran, membaca salawat dan sejenisnya. Ada hikmah yang dijanjikan yakni hidupnya hati. Berarti pula hati yang tidak mati. Dampak dari hati yang mati yakni malas beribadah, suka menuruti nafsu sehingga suka berbuat maksiyat. Tidak takut dengan siksa neraka, menolak kebenaran, akhirnya kesombongan yang muncul. Dengan hati yang hidup membuat hidup semakin berarti. Suka beribadah, berharap balasan surga.
Hidup adalah pilihan. Memilih yang baik atau buruk. Kita bekerja sebagai bekal beribadah. Tidak selayaknya kerja yang dilakukan malah merusak ibadah. Dengan mengabaikan salat, menunda salat, dan sejenisnya. Begitu juga hati. Hati  adalah pemberian Allah Swt. Sudah selayaknya bila sebagai makhluk untuk bersyukur atas pemberianNya. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan melaksanakan ajaran Nabi. Bila sayang kepada Nabi Muhammad Saw. diantaranya berusaha melaksanakan perintah beliau. Tidak cukup namanya sayang hanya bilang sayang. Namun juga dipraktekkan dalam kehidupan. Bagaimana anda? Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar