Selasa, 18 Maret 2014

Istighotsah Di Akhir Tahun Pelajaran

Pada bulan-bulan ini kelas IX menghadapi beberapa kegiatan di penghujung akhir tahun pelajaran. Yang berarti persiapan untuk menyelesaikan studi di MTsN Termas. Sekaligus menyiapkan diri melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk itu semua perlu kesiapan fisik dan mental. Sebagai langkah ikhtiar adalah mengadakan istighotsah.
Drs. Zainul Fuat selaku kepala madrasah sangat berharap siswa mengikuti acara ini dengan sebaik-baiknya agar bisa mengambil hikmah dari apa yang disampaikan alumni dan semoga mendapat keberkahan ilmu.
M. Anis Zawawi, S.Pd. sedang memberi motivasi belajar.
Istighotsah diimami K. Zainul Jinan dan di dampingi kepala madrasah.
Ahmad Muinudin, S.Pd.I. memberi tips-tips kehidupan remaja.
Siswa dengan khitmat mengikuti istighotsah.
Menurut Kiai Nuril Huda istighotsah adalah meminta pertolongan ketika keadaan sukar dan sulit. istighotsah adalah memohon pertolongan dari Allah Swt. untuk terwujudnya sebuah “keajaiban” atau sesuatu yang paling tidak dianggap tidak mudah untuk diwujudkan. Istighotsah sebenamya sama dengan berdoa akan tetapi bila disebutkan kata istighotsah konotasinya lebih dari sekedar berdoa, karena yang dimohon dalam istighotsah adalah bukan hal yang biasa-biasa saja. Oleh karena itu, istighotsah sering dilakukan secara kolektif dan biasanya dimulai dengan wirid-wirid tertentu, terutama istighfar, sehingga Allah Swt berkenan mengabulkan permohonan itu.
Pada kegiatan kali ini diikuti oleh seluruh siswa kelas IX dan didampingi seluruh guru dan pegawai. Acara dimulai dengan silaturahmi alumni. Untuk memberikan motivasi kepada para siswa tentang pentingnya pendidikan untuk kehidupan yang akan datang. Diantara yang hadir adalah Ahmad Muinudin alumni 2005 dan baru lulus dari IAI Tribakti Kediri. Muin begitu ia disapa memberi informasi bahwa benar lokasi MTSN Termas memang mewah –mepet sawah namun jangan dianggap sebelah mata kiprah para alumninya. Karena banyak yang sudah punya karya. Diantaranya Ainun teman seangkatannya yang sudah berkeliling Asia karena jago komputer. Belum lagi yang lain. Lajang yang masih mengabdi di Pondok Mahrusiyah Kediri menimpali bahwa setelah lulus dari MTs jangan punya keinginan untuk ijabsah dulu. Karena takutnya bila punya momongan dan menangis si ibunya juga ikut menangis. Karena belum punya ilmu berkeluarga. Senyampang masih muda diharapkan menuntut ilmu setinggi-tingginya.
sebagian guru yang mendampingi siswa.
Begitu juga Muhammad Anis Zawawi Alumni 2003 yang sekarang menempuh studi di Magister Pendidikan Jasmani di  UNS Solo. Mengingatkan pentingnya berdoa. Namun jangan hanya berharap hanya lulus saja. Namun lebih dari itu mendapat berkah  dan manfaatnya ilmu. Karena apalah artinya lulus dan nilai baik bila tidak bisa bermanfaat untuk masyarakat dan agama. Yang jelas ilmu itu penting. Begitulah lajang yang aktif di KONI Kediri dan seabreg kegiatan olahraga yang lain.
Dan acara yang berlangsung di hari Sabtu, 15 Maret 2014 dimulai pukul 09.05 berakhir pukul 11.15 dengan terlebih dahulu pembacaan istighotsah yang dipimpin oleh K Zainul Jinan Muchlas.
Selesai acara tampak wajah berbinar dari yang ikut istighotsah. Keluh, harapan, keinginan, cita-cita, kesulitan semuanya serasa ditumpahkan dimintakan solusi keharibaan Allah penguasa alam semesta. Mau apa lagi bila secara akal manusia sudah tidak mampu untuk menyelesaikan tempat kembalinya hanya kepada Allah jua. Semoga apa yang kita hajatkan semua dikabulkan Allah. Amin. Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar