Selasa, 21 Mei 2013

Hati yang Mati


Pada bulan Rajab secara tidak langsung kita memperingati hari lahirnya sholat lima waktu. Salah satu kewajiban utama umat Islam. dijalankan suka atau tidak suka, dikala sempit atau longgar dan dimanapun tempatnya. Sholat harus tetap dijalankan. Walau dengan keadaan darurat misalnya berpakaian najis. Bila sudah terpaksa tetap menjalankan sholat. Dengan cara sholat lihurmatil wakti. Bila sudah tidak darurat lagi maka sholat yang dijalankan tadi diulangi lagi. Inilah namanya sholat lihurmatil wakti.
Dari sisi yang menjalankan sholat ada dua macam. Orang yang sholat dengan khusuk maka tergolong sebagai abdillah, hamba Allah. Balasannya akan dimasukkan surge. Sedang orang yang lalai, tidak atau kurang khusuk tergolong sebagai orang yang menerima rahmat dari Allah. Juga mendapat balasan surge. Masuk surge karena kasih sayang Allah. Yang kedua masih ada harapan masuk surge. Yang salah adalah orang yang tidak menjalankan sholat.
Dalam salah satu hadith dinyatakan bahwa baik buruknya perbuatan seseorang adalah ditentukan oleh segumpal daging. Yaitu pada hatinya. Kalau hatinya baik maka akan mengarahkan perilakunya baik. namun juga sebaliknya bila hatinya buruk maka akan mengarahkan pada perilaku buruk pula. Perilaku buruk ini adalah penyakit yang menggerogoti kesehatan tubuh manusia. Bila penyakit dhohir seperti flu, sakit perut, sakit gigi kelihatan dan bisa dideteksi oleh dokter namun siapa tahu kalau seseorang mengidap penyakit hati? Hanya dirinya sendiri yang tahu. Dan dirinya sendiri pula yang bisa mengobati penyakitnya. Karena orang lain tidak mampu untuk mendeteksinya. Dan ini sangat sulit menyembuhkannnya. Tinggal yang bersangkutan mau menyadari dan mengobatinya sendiri atau tidak. 
Ada sanepa kelihatan seseorang itu hidup namun senyatanya adalah sudah meninggal. Secara dhohir masih bisa bernafas, masih bisa berkomunikasi dengan orang lain namun sebenarnya hanya fisiknya saja. Dan kita semoga kita tidak termasuk kedalam golongan ini.
Lalu apa saja tanda-tanda orang yang sudah mati hatinya? Berikut ini jawabannya. Pertama, tidak menjalankan hakNya Allah. Kita masih hidup karena Allah namun kita tidak menjalankan apa yang diperintahkan Allah. Nafas yang masih kita hirup tanpa membayar namun sisa usia yang ada tidak dipergunakan untuk beribadah kepadaNya. Orang yang diberi rizki Allah sebut saja orang kaya namun kekayaannya tidak untuk dibelanjakan di jalan Allah. Bahkan cenderung menjadi bakhil. Menjadi pemimpin namun kebijakannya tidak pro rakyat atau bawahan yang dipimpinnya. Kurang adil. Bahkan cenderung tidak adil. Menyadari kalau dirinya masih bodoh namun tidak berusaha memperbaiki diri dengan mengaji, menuntut ilmu. Bukankah mencari ilmu itu adalah selamanya senyampang masih ada usia dikandung badan.
Kedua, membaca kitabNya Allah namun tidak menjalaninya. Suatu ketika ada seorang raja dari bumi Palestina yang masuk Islam, mualaf. Lalu memberi hadiah Nabi sebanyak emas yang dibawa lima unta. Bila Nabi ingin dunia maka akan diterimanya dengan baik. namun Nabi menyadari bahwa dunia adalah harta yang melalaikan. Dan jumlah itu melebihi dari kebutuhannya. Lalu emas yang sebanyak itu dibawa ke Jabal Qubais lalu Nabi berdoa agar dijadikan debu. Maka jadilah harta yang banyak itu menjadi debu. Ada yang menarik sekarang ini orang dinilai dari seberapa banyak materi yang dimiliki. Seberapa luas sawahnya, apa mobilnya, seberapa besar rumahnya, apa jabatannya, bagaimana nasabnya, bagaimana status sosialnya. Hingga juga menjangkiti para tokoh agama. Tokoh agama terkenal bukan karena ilmunya, namun mahal harga mobilnya. Namun memang ini tidak semua. Kalau dulu tokoh itu dikenal karena sufinya, ilmu fiqihnya, ilmu alatnya. Hingga ada cerita Kiai Mustofa Tegalarum Kertosono. Bisa membuat kereta tidak berjalan cukup dengan membuat tali dengan benang ekor kereta api. Hingga Bu Nyai bisa naik kereta karena mau menjenguk sang putra ke Ngawi. Setelah Bu Nyai sampai di kereta lalu Kiai bilang berjalan. Maka kereta bisa berjalan lagi. Jadi doa kiai mustajab menjadi terkenalnya bukan dari segi materi. Walau tidak bisa dipungkiri dengan materi bisa digunakan untuk beribadah. Yang ditakuti orang sekarang bukan karena meninggal namun hal-hal seperti takut tidak bisa kaya, takut tidak bisa makan, takut tidak mendapat jabatan dan sejenisnya.
Ketiga, disuruh menjauhi iblis. Namun malah menjadi pengikut syetan. Sholat di waktu malam adalah hal yang baik. namun karena menjadi pengikut syetan menjadi malas sholat lail. Lama kelamaan malas sholat fardhu. Hingga tidak sholat sama sekali. Begitu juga enggan membayar zakat. Awalnya rajin, lalu dipengaruhi setan bodoh banget uang yang diperoleh dari hasil jerih payah malah diberikan kepada orang lain. Akhirnya tidak jadi membayar zakat. Begitu mengaji rutin di masjid misalnya. Hanya orang yang mendapat hidayah saja yang berangkat mengaji selapan sekali. Apa tidak enak saja nonton sinetron raden kian santang atau brama kumbara. Daripada mengaji tidak dapat makan enak. Mendingan lihat tv. Nabi Adam memohon ampun atas satu dosa selama dua ratus tahun. Bagaimana kita? Ada beberapa amalan yang membawa masuk surge tanpa dihisab. Yakni: sholat malam, ahli taubat, ahli sholat berjamaah, mempunyai harta namun tidak mempengaruhi untuk tetap beribadah, ulama dan pengikutnya. Bila ada ulama yang masuk surge akan membawa gerbong pengikutnya juga masuk surge. Maka salah satu keutamaan jamaah adalah mengaji rutin walau tidur masih terhitung jamaah. Bila belum punya materi harus tetap sabar dan terus berdoa. Bahkan doanya orang seperti ini membuat dunia menjadi tegak berdiri. Ketika kaya tetap loman, menjadi pemimpin pemerintahan tetap adil dan ketika menjadi ulam harus tetap menyebarkan ilmunya. Salah satu keutamaan
Empat, bilang cinta Kanjeng Nabi namun perilakunya menyalahi rasul. Banyak hal yang bisa dicontoh dari Nabi mulai dari makan, beribadah, memimpin rumah tangga, Negara, dan masih banyak lagi yang lain. Namun hanya diambil yang parsial saja. Misalnya boleh beristeri empat namun malah kebablasan sampai 9 orang.
Lima, suka mencari kesalahan orang lain namun lupa mengoreksi diri pribadi. Seperti pepatah kuman diseberang lautan tampak namun gajah di pelupuk mata tidak tampak. Ini adalah tipuan. Bila berbuat dosa maka dianjurkan untuk segera beristighfar. Ada pil yang menolak hubbud dunnya, diantaranya ingat mati, ingat hari kemudian dan ingat siksa Allah. Bila tidak ingat ketiga pil ini maka sebagai tanda hatinya telah mati.
Enam, mengaku senang masuk surge namun malah melakukan amalan-amalan penyebab masuk neraka.
Tujuh, takut masuk neraka namun masih saja berbuat dosa. Ada anomal dalam kehidupan artis. Atau memang kebetulan. Bila ada artis yang kesandung masalah lalu berjilbab, umroh, bila takziyah pakai kerudung. Tidak jelek, asal seharusnya tidak hanya dipakai pada waktu ada masalah saja. Bila kena masalah berbusananya muslimah hingga di sidang pengadilan. Namun ketika dipanggung tidak ada bedanya lagi.
Delapan, makan dari rizkinya Allah namun tidak mau bersyukur. Usia yang ada digunakan untuk mencari ridhaNya Allah.
Sembilan, suka mengantar orang meninggal ke kuburan. Namun tidak bisa mengambil pelajaran darinya. Semua orang akan mati. Sekarang bisa memikul orang mati suatu saat nanti akan ganti dipikul.
Sepuluh, tidak mau mencari bekal untuk hidup di hari kemudian. Caranya diantaranya dengan mencari ilmunya dengan mengaji, berdzikir, berilaturahmi dan sebagainya. Melihat zaman yang sudah seperti ini dianjurkan untuk membaca la haula 100x bakda sholat magrib dan subuh, sholawat 100x, bahkan menurut Imam Ghozali seperti yang disampaikan KH Hasanudin Pandanasri memperbanyak bacaan ya hayyu ya qayyum 1000x/hari. Fadhilahnya disenangi masyarakat, banyak rizki, disenangi bidadari besok di surge.  Wallahu a’lam bi al shawab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar