Dalam khutbah Jum’at hari ini, 4
Nopember 2011 ada hal yang menarik. Di mana khotib memberikan pencerahan
mengenai titipan Allah kepada manusia. Tanpa di sadari ternyata Allah
memberikan karunia yang banyak sekali. Dan manusia tidak merasa. Adanya mata,
alat kelamin, telinga, mulut, tangan, perut itulah sebagian nikmat yang
dititipkan Allah.
Kesemuanya itu bukan aksesoris
semata. Atau kelengkapan tubuh belaka. Namun diberi karunia itu untuk
melengkapi kesempurnaan ibadah kepadaNya. Betapa tidak sempurnanya bila ada
seseorang yang tidak lengkap alat tubunyan. Misalnya lahir dalam keadaan tidak
punya dua tangan, atau telinga atau tidak diberi alat kelamin. Awalnya akan
merasa kenyamanan hidup. Namun itulah takdir. Ada yang diberi tidak bisa
melihat namun bisa hafal al-Qur’an 30 juz. Ada yang tidak mempunyai dua tangan
namun memiliki kemampuan melukis yang
hebat dengan dua kakinya. Ada juga gadis dari Korea Selatan yang tidak
mempunyai jari lengkap namun menjadi pemain piano yang hebat. Dengan susah
payah sejak kecil berlatih piano lima jam perhari. Akhirnya dengan segala
keterbatasan yang dimiliki bisa menjadi pianist yang bisa berkeliling dunia
sambil menggelorakan semangat hidup bagi kaumnya.
Adanya kedua mata tidak hanya
untuk melihat keindahan alam ciptaan Allah. Namun juga untuk membaca
tanda-tanda alam dan kitab suci. Agar bisa lebih memahami kehidupan. Bukan
untuk melihat yang bukan muhrimnya. Maka dianjurkan untuk menundukkan
pandangan. Lalu begitu juga bagi perempuan tentu saja juga laki-laki. Jangan
berpakain yang membuat tergoda lawan jenis. Berpakaianlah sewajarnya. Adanya
kasus kekerasan seksual di bus umum atau kereta memang tidak semata-mata si
perempuan berpakaian mini atau ketat. Memang juga dari laki-laki yang tidak
tahan. Klopnya sama-sama perlu berpakaian yang tidak menimbulkan masalah lain.
Atau mengundang masalah.
Farji atau alat kelamin juga
karunia yang luar biasa. Adanya alat kelamin disamping untuk mengeluarkan
kotoran juga untuk meneruskan keturunan. Nikmat ini sangat perlu dijaga dengan
tujuan agar dipergunakan dengan semestinya. Bukan asal tempat saja. Dari
sinilah kejelasan nasab manusia berasal. Akan terjadi masalah bila mana ada
seseorang yang tidak jelas asal-usulnya. Maka dalam ajaran Islam ada yang
namanya lembaga pernikahan. Dari sini akan jelas dimana pemanfaatannya.
Keteraturan masyarakat juga ditentukan oleh seberapa jauh anggota masyarakat
menjaga farji ini. Dan inilah juga yang akan membedakan antara komunitas
manusia dan binatang.
Adanya dua telinga manusia
menambah kesempurnaan rupa. Bagaimana jadinya kalau ada hilang salah satunya.
Nikmat satu ini juga perlu dijaga dari mendengar hal-hal yang tidak semestinya.
Gosip, adu domba, pembicaraan tidak berguna, bunyi-bunyian yang melalaikan
perlu dibatasi. Diarahkan untuk mendengar sesuatu yang bisa melembutkan hati.
Dengan mulut manusia bisa
berbicara dan makan minum untuk kelangsungan hidup di dunia. Mulut perlu
digunakan dengan semestinya. Berbicara seperlunya tidak melebihkan atau
mengurangi pesan, berkata benar, tidak digunakan untuk bersumpah palsu, sarana
berdakwah. Begitu juga perlu selektif untuk memasukkan makanan dan minuman ke
mulut. Karena tidak semua jenis makanan dan minuman bisa leluasa dimasukkan
saja. Tidak saja daging babi tapi juga ada minuman arak. Memang dua hal itu
diharamkan untuk dikonsumsi. Tujuannya untuk kemaslahatan manusia sendiri.
Tangan juga tak ternilai harganya.
Dengan tangan bisa berbuat apa saja. Menulis, tanda tangan yang bisa
menghasilkan uang banyak, berkarya seni dan sebagainya. Namun dengan tangan
pula bisa menyebabkan kemafsadahan umat manusia. Gara-gara tanda tangan pula
menempeleng orang, mengadu-domba masyarakat, merusak hutan, merampok kekayaan
alam, mencuri uang rakyat, mengambil harta yang bukan haknya. Akibatnya banyak
orang menderita karenanya. Maka perlu dimanfaatkan tangan dengan semestinya.
Perut adalah tempat menampung
makanan dan minuman. Kalau tidak disortir akan bisa berbahaya untuk kesehatan
namun juga bagi jiwa. Sebagaimana disampaikan ahli medis bahwa perut adalah
sumber penyakit. Berarti kalau bisa menjaga perut berarti kesehatan terjamin.
Sebagaimana Kanjeng Nabi yang tidak pernah sakit kecuali menjelang wafat.
Dengan bisa menjaga perut dari barang yang dilarang maka peluang terkabulnya
doa semakin besar. Menurut dawuhnya Pak Kiai bila perut kemasukan satu sendok
makanan atau satu tegukan minuman terlarang maka doa tidak akan terkabul selama
empat puluh hari. Lha, bagaimana yang masuk ke perut itu barang terlarang
sebanyak tiga piring bahkan berpiring-piring atau berbotol-botol minuman? Berapa
tahun menunggu untuk diijabahi doa kita? Jangan dikira lho, minuman teh atau
kopi juga halal? Bila uang untuk membeli segelas kopi itu dari mencuri atau
riba atau dari uangnya anak yatim yang bukan proporsinya ya sama saja
haram.hi..hi..
Sepasang suami isteri ingin
mempunyai anak. Tentu nantinya menjadi anak sholeh solehah. Yang menjadi
qurrata a’yun dan diharapkan doanya. Anak bisa menjadi perhiasan dan ujian.
Tinggal bagaimana menyikapinya. Agar menjadi pengingat maka jangan lupa
mengajari dan mendidik anak. Diberi pendidikan yang cukup baik ilmu agama dan
duniawi juga diberi pembiasaan ibadah di rumah. Waktunya sholat diingatkan
bahkan harus dicari bila waktunya sholat belum sholat. Mengenai pendidikan
akhlak saya teringat teman dalam mendidik anak. Putrinya sejak kecil didik
bahasa Jawa halus. Sampai sekarang masih walaupun semuanya sudah kuliah. Bahkan
dengan saudaranya juga bahasa halus. Tentu saja orang tua memberi contoh. Bapak
ibunya juga berbahasa halus. Hal ini menginspirasi saudara dari pihak ibu untuk
mencontoh. Bahkan nenek dari pihak ibu berbahasa Jawa halus dengan cucunya.
Juga diajari menulis. Maksudnya satu persatu
huruf diajari bagaimana cara menulisnya. Hingga satu huruf saja ditulis
sebanyak tiga lembar. Ini dilakukan ketika masih kecil. Jadinya sekarang
tulisannya ya baik. Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar