اَلْحَمْدُ للهِ ~ اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى فَرَضَ عَلَى عِبَادِهِ
الْمُؤْمِنِيْنَ حَجَّ الْبَيْتِ الْحَرَامِ مَنِ اسْتَطَاعَ إلَِيْهِ سَبِيْلاً اَشْهَدُ اَنْ لاَّ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَامُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ لِلْعَالَمِيْنَ
بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا اَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلَىسَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَاَصْحَابِهِ الْمُهْتَدِيْنَ
الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْا دِيْنَ الْحَقِّ سِرَاجًا مُنِيْرًا
وَبَعْدُ , فَيَااَيُّهَاالنَّاسُ
اتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
قَالَ تَعَالَى : وَإِذْ بَوَّأْنَا ِلإِبْرَاهمَ مَكَانَ الْبَيْتِ أَنْ لاَّ تُشْرِكْ بى شَئًا
وَّطَهِّرْ بَيْتِيَ لِلطَّآءِفِيْنَ وَالْقَآ ئِمِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ
Hadirin jamaah
sholat Jum’at yang berbahagia,
Marilah kita selalu meningkatkan rasa
iman dan taqwa kita kepada Allah SWT dengan cara menjalankan semua yang
diperintahkan Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Dengan mengharap
ridha dari Allah dan
syafaat dari Rasulullah SAW. Marilah pula kita perbanyak
amalan-amalan sunnah dan mari kita menghindari perkara-perkara yang makruh
dengan harapan makin menambah cinta Allah kepada kita semua. Kita berdoa pula kepada
saudara-saudara kita yang baru saja menunaikan ibadah haji semoga diterima menjadi
mabrur di sisi Allah SWT. Amin. Dan kita yang
belum semoga diberi kemudahan untuk segera menyusul melaksanakan ibadah haji.
Amin.
Berkaitan dengan diterimanya amal
oleh Allah SWT perlu kiranya saya sampaikan di sini tentang istilah maqbul dan
mabrur. Karena amal yang diterima oleh Allah umumnya diistilahkan dengan maqbul ( مَقْبُوْل ) kecuali haji
yang diistilahkan dengan mabrur ( مَبْرُوْر ). Namun sebelumnya marilah kita mengingat kembali
syarat-syarat diterimanya amal oleh Allah. Karena semua amal ibadah yang
kita lakukan baik haji atau amal lainnya pasti mengharapkan akan diterima
oleh Allah SWT.
Syarat yang pertama untuk diterimanya
amal adalah pelakunya
harus orang yang beriman. Firman Allah dalam al-Quran
وَمَنْ
يَعْمَلْ مِنَ الصّلِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنثْى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُولئِكَ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يُظْلَمُوْنَ نَقِيْرًا
“Dan
barang siapa yang mengerjakan amal-amal sholeh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia orang yang
beriman maka mereka itu masuk ke dalam surga dan
mereka tidak dianiaya sedikitpun “ ( QS an-Nisa’: 124 )
Berapapun banyaknya atau besarnya amal
dari seseorang kalau tidak beriman maka amal itu tidak
akan diterima oleh Allah. Sebab dalam melakukan amalnya pasti bukan karena
Allah karena memang tidak beriman kepada-Nya. Melainkan hanya untuk mencari
keuntungan, ketenaran atau paling tidak karena ingin menimbulkan kesan baik
terhadap pribadi atau kelompoknya saja. Firman Allah dalam Al-Quran :
إِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا
وَمَاتُوْا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُقْبَلَ
مِنْ اَحَدِهِمْ مِلْءُ اْلأَرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَى بِهِ اُولئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ وَّمَا لَهُمْ
مِنْ نصِرِيْنَ
“Sesungguhnya
orang-orang yang kafir dan mati dalam kekafirannya maka tidak akan diterima dari seseorang di antara mereka
emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas yang sebanyak itu.
Bagi mereka adzab yang sangat menyakitkan, dan mereka tidak mempunyai
penolong” ( QS. Ali Imron: 91 )
Syarat kedua adalah amal itu harus sah atau tidak batal.
Contohnya ketika kita mendirikan sholat maka sholat kita
harus sah. Mulai dari thaharahnya karena
toharoh merupakan syarat sahnya sholat. Rukun-rukunnya sholat harus pula
terpenuhi dengan sempurna. Apabila thaharahnya saja tidak sah maka salah satu
syaratnya sudah hilang, yang tentu saja shalatnya pun tidak sah pula.
Begitu pula ibadah haji. Agar ibadah hajinya diterima Allah maka dalam melaksanakan ibadah haji harus sah secara syar’i. Amalan apa
pun yang tidak sah tidak akan diterima oleh Alloh karena sama saja dengan tidak
melakukan apa-apa.
Syarat ketiga agar amalnya orang yang
beriman diterima Allah adalah: ketika mengerjakannya harus ikhlas,
mengamalkan karena Allah semata. Bukan karena orang lain (riya’), tidak sombong dan harus bersih
dari segala pamrih..
Hadirin
jamaah Sholat Jumat yang mulia,
Dalam pengertian istilahiy
diterimanya amal (maqbul) hanya terbatas pada amal itu sendiri, tidak ada
hubungannya dengan amal-amal lain sesudahnya. Misalnya seseorang melakukan puasa dan puasanya itu tergolong maqbul maka sudah
menjadi satu amal sholeh. Adapun sesudah puasa dia berbuat keburukan maka
keburukan yang dilakukannya itu tidak menghilangkan maqbulnya puasa yang telah dikerjakan. Keburukannya itu menjadi
suatu dosa yang tentu saja ada hisabnya tersendiri.
Hal ini sangat berbeda dengan istilah
mabrur yang kalau diterjemahkan ke dalam bahasa kita mempunyai arti sama yakni
diterima Allah. Akan tetapi diterimanya amal dengan istilah mabrur itu (dalam
hal ini ibadah
haji) dengan
jaminan amaliyah sesudah haji. Haji yang mabrur dijamin oleh amaliyah sesudah malakukan
ihrom. Jika sesudah melakukan ibadah haji seseorang tidak mengindahkan aturan agama
maka mabrurnya haji dapat dicabut oleh Allah SWT. Maka seorang haji harus menjaga
kemabrurannya.
Haji mabrur
ditandai dengan jiwanya bertambah baik dan senantiasa mengarah kepada kebaikan.
Sifat-sifat yang terpuji sebelum menunaikan haji akan terus meningkat semakin
baik. Kalau sebelum haji sudah bersifat dermawan maka setelah haji makin meningkat kedermawanannya.
Sedangkan jika sebelumnya mempunyai sifat yang buruk maka sifat buruk itu berubah dengan
sendirinya. Orang yang dulunya bakhil, kikir bin pelit jika ibadah hajinya mabrur pasti akan
berubah menjadi
berjiwa sosial, pemurah dan akan menjadi peramah serta santun. Kalau sebelumnya
suka berlaku
sombong setelah itu berubah menjadi rendah hati. Jika sebelumnya suka pamer pasti akan berubah menjadi
mukhlish. Semua tingkah laku dan langkahnya selalu menuju kebaikan menuju ridha Allah semata. Masyarakat di
sekitar
tempat ia tinggal
pun akan lebih merasa aman, tenteram, terayomi dan akan selalu
tertolong olehnya. Itulah “hadiah” bagi haji mabrur dan semua itu akan
mengarahkan ke surga Allah SWT.
Inilah kiranya perwujudan dari sabda Rasululloh saw:
...وَالْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ
الْجَزَاءُ إِلاَّ الْجَنَّة
“Dan Haji yang mabrur, tidak ada balasannya selain surga”
Hal itu semua merupakan pengaruh dari pelaksanaan ibadah haji
yang dilakukan selama di Tanah Suci. Dia dapat mengambil i’tibar dengan
baik dari semua rukun haji. Ketika dikumpulkan dengan saudara-saudaranya di
‘Arafah dengan pakaian yang sama dapat
menghayati bagaimana keadaan manusia kala dikumpulkan di Padang Mahsyar nanti.
Ketika berada di Masjid Nabawy jiwanya selalu membekas seakan-akan bertemu
dengan Nabi dan para sahabatnya. Pengaruh dalam jiwa itu akan selalu
terbawa sampai dia pulang ke tanah air. Dan akan tetap terbawa dalam
kehidupannya sampai akhir hayatnya. Inilah hasil puncak yang dicapai dari
pelaksanaan ibadah haji.
Doa Nabi Ibrahim membekas dalam
hati para
haji mabrur di
mana Nabi Ibrahim pernah memohon
kepada Allah SWT:
رَبَّنَا
لِيُقِيْمُوْا الصَّلوةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِى اِلَيْهِمْ
“Wahai Tuhanku, agar mereka mendirikan sholat, maka
jadikanlah hati manusia rindu kepada mereka (Makkah dan penduduknya)…”
Dan haji mabrur selalu didera rasa rindu kepada Baitullah. ingin segera dapat mengulangi ibadah hajinya.
Sebaliknya jika seseorang sesudah menunaikan ibadah haji
malah semakin jauh dari tuntunan syari’at, semakin zholim kepada manusia maka
mabrurnya haji dapat dicabut oleh Allah. Sama saja nilainya dengan tidak pernah menunaikan ibadah
haji. Predikat haji hanya menggugurkan kewajiban dan hanya ada pada pandangan manusia
belaka.
Karena predikat haji
itu selalu dilekatkan pada nama atau panggilannya.
Akhirnya semoga apa yang saya sampaikan ini menjadi tambahan
pengertian bagi kita semua dan semakin menghantarkan kita kepada ridha Allah
SWT. Semoga pula saudara-saudara kita yang baru saja selesai melaksanakan
ibadah haji senantiasa dibimbing oleh Allah dalam mempertahankan mabrurnya
hajji yang telah dilaksanakan. Amin Ya Robbal Alamin.
جَعَلَنَا
اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْفَائِزِيْنَ اْلأمِنِيْنَ وَأَدْخَلَنَا فِى جَنَّاتِ النَّعِيْمِ وَنَفَعَنَا بِهِ مِنَ اْلأيَاَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ اِسْتَجِب لَنَا أمِيْن يَا مُجِيْبَ السَّائِلِيْنَ
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
وَأَذِّنْ
فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالاً وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ
عَمِيْقٍ ~ لِيَشْهَدُوْا مَنفِعَ لَهُمْ
وَيَذْكُرُوْا اسْمَ اللهِ فِى أَيَّامٍ مَعْلُوْمتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيْمَةِ اْلأَ نْعَامِ فَكُلُوْا مِنْهَا وَأَطْعِمُوْا الْبَآ ئِسَ الْفَقِيْرَ
Khutbah Akhir
Sholat Jumat
اَلْحَمْدُ للهِ ~ اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ اَفْضَلَ اْلأَ يَّامِ أَشْهَدُ أَنْ لاَّ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ٍ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَاَصْحَابِهِ أَيّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وَاعْلَمُوْا
أَنَّ اللهَ صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ قَدِيْمًا وَأَمَرَنَا
بِذلِكَ إِرْشَادًا لَنَا
وَتَعْلِيْمًا قَالَ تَعَال : إِنَّ اللهَ
وَمَلئِكَتَه يُصَلُّوْنَ عَلَى
النَّبِيِّ يَآأيُّهَا الَّذِيْنَ أمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، اَللّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسٍلِمِيْنَ وَالْمسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ،
َاْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ
قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا
الَّذِيْنَ
سَبَقُوْنَا
بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ
فِى قُلُوْبِنَا غِلاً لِلَّذِيْنَ
امَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ
رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌَ رَبَّنَا اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِى اْلأخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَاعَذَابَ النَّارِ وَالْحَمْدُ
للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَاللهِ , اِنَّ اللهَ
يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ
وَإِيْتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمنْكَرِ
وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ اُذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاْشُكُرُوْهُ عَلَى نَعْمَآءِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ
مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar