Rabu, 16 Maret 2011

Tugas Memakmurkan Masjid

Kalau kita lihat disekitar kita, banyak berdiri masjid di mana-mana. Bahkan kalau kita pergi ke Madura hampir setiap gang ada masjid yang lumayan bagus. Kalau tidak ada masjid hampir setiap rumah ada musholanya. Keinginan masyarakat mempunyai tempat peribadatan tinggi. Walau panitia pembangunan masjid harus mencari dana kemana-mana. Tidak menutup kemungkinan sampai harus menghentikan bus, kendaraan ditengah jalan. Hal ini dilakukan agar pembangunan masjid, mushola agar cepat selesai. Namun di sisi lain para pengguna jalan menggerutu dan mengeluh. Karena perjalanannya terganggu.
Bila ada pembangunan masjid maka panitia yakin bahwa rencananya akan selesai. Memang tidak ada pembangunan masjid yang tidak selesai. Lalu apakah setelah masjid berdiri dengan megah lalu masyarakat bangga karenanya dan selesai? Ternyata tidak. Masjid kelihatan sepi setiap hari. Tidak ada kegiatan berarti terlihat. Paling-paling sholat berjamaah tiap waktu. jamaahnya sedikit. Apalagi sholat subuh. Bisa dihitung dengan jari. Agak ramai waktu sholat magrib dan isya. Lalu sholat jum’at dan hari raya. Kegiatan lain tidak ada.
Terkadang masyarakat berlomba-lomba membangun masjid dengan semegah-megahnya tanpa memperhitungkan jamaah yang ada. Pokoknya megah sehingga menjadi bangga. Tanpa diiringi rencana memakmurkannya.
Ada juga pembangunan masjid yang dipelopori Amal Bhakti Muslim Pancasila. Lembaga yang dipelopori Pak Harto tersebut telah membangun sebanyak 999 masjid di seluruh tanah air. Belum lagi lembaga lain, maka jumlah masjid di Indonesia sangat banyak. Apalagi pada daerah yang mayoritas muslim.
Bila jamaah sholat sedikit dan kebanyakan telah berusia 50 tahun keatas sangat jarang anak dan remaja yang sholat lalu kedepan siapa yang akan mengisi masjid?
Dulu Kanjeng Nabi membangun masjid sebagai skala prioritas. Karena dengan ada masjid bisa menjadi media banyak hal. Musyawarah kemaslahatan masyarakat, ekonomi, strategi perang, mengatur negara, memutuskan perkara peradilan, menerima tamu, acara seni dll semuanya dilakukan di masjid.
Ada juga mendirikan remaja masjid lalu pendidikan diniyah dan olahraga misalnya pencak silat. Namun hanya sebentar bisa bertahan.
Lalu bagaimana cara memakmurkan masjid? Perlu kiranya dibuat program kegiatan untuk memakmurkan masjid. Terutama memang bagaimana kegiatan sholat berjamaah bisa rutin dan diikuti oleh banyak jamaah. Untuk hal ini memang suatu pekerjaan tersendiri dari pengurus takmir. Pendekatan yang dilakukan harus pas agar masyarakat bisa menerima. Bisa juga kegiatan bimbingan ibadah bagi lansia, pengajian, pendidikan diniyah, kegiatan sosial, pengembangan ekonomi dan lainnya. Pengembangan ekonomi ini dimaksudkan agar jamaah masjid bisa meningkat derajat kesejahteraannya. Dan juga masjid mempunyai pendapatan untuk melaksanakan program-program yang dibuat. Hal itu semua membutuhkan pemimpin yang total mengurus masjid. Ya, ikut jamaah sholat juga mendukung kegiatan yang berlangsung. Dari sosok teladan inilah maka akan bisa menggerakkan pengurus yang lain. Bukankah teladan pemimpin menginspirasi bawahan untuk berbuat serupa.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar