Banten sekarang ini sudah menjadi provinsi tersendiri terpisah dari provinsi Jawa Barat. Sejak dulu dikenal daerah yang istimewa. Dari pengarang kitab yang masyhur yakni Syeh Nawawi al-Bantani menjadi imam di Masjidil Haram ketika Syeh Hasyim Asy’ari berguru kesana. Beliau juga adalah termasuk kakek dari KH Makruf Amin, Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat. Banten juga dikenal juga dengan ilmu kesaktiannya yang tiada tanding. Begitu juga pencak silatnya. Tidak terlupa ada kesenian debus orang yang dibacok dengan senjata tajam tidak mempan. Itulah sedikit mengenai keadaan daerah Banten jaman dulu.
Berguru ke Banten pada waktu itu menjadi salah satu tujuan para pemuda. Guru di sana terkenal sebagai jawara di tanah Pasundan dan sekitarnya. Hal ini menjadi ketertarikan tersendiri bagi Pak Imam. Ketika liburan kuliah diajak teman ke salah guru di sana. Temannya berlatih pencak silat. Karena tidak tertarik pencak silat, Pak Imam diberi ijazah menggunakan dan memanfaatkan daun srigunggu untuk pengobatan. Karena di lihat punya kemampuan di bidang ini.
Amal saleh bisa dilakukan oleh siapa saja. Bisa laki-laki, perempuan, tua dan muda. Pada hal ini termasuk amal sosial. Karena membantu kesusahan orang lain. Amal sosial juga tidak harus memberi bantuan uang. Membantu dengan pemikiran dan tenaga juga bisa. Dan ini terkadang nilainya melebihi dari materi. Pernah terjadi seorang tetangga Pak Imam Masyhadi mengeluh tentang biaya obat pasca operasi perutnya. Ia seorang ibu dengan penghasilan pas-pasan sebagai seorang petani. Pada awalnya ia bisa membeli obat pasca operasi atau ketika kontrol di rumah sakit. Tiap minggu ia kontrol biasanya menebus obat sekitar R 200.000,00. lama-lama kelamaan kelabakan juga. Orang desa harus mengeluarkan uang sebesar itu tiap pekan sedang penghasilan hanya menunggu hasil panen tiap empat bulan dirasa hal yang tidak mungkin. Sebelumnya bisa kontrol karena juga menjual apa yang dipunyai. Setelah mendengar hal tersebut, Pak Imam memberi saran apa mau minum obat yang tidak bayar. Cukup dibuatkan saja. Karena banyak pertimbangan akhirnya mau juga dan dicoba. Dengan minum ramuan daun srigunggu dengan rutin dan teratur alhamdulillah akhirnya sembuh. Begitu juga para tetangga yang baru melahirkan banyak juga yang meminta ramuan daun ini. Alhamdulillah dalam waktu sepekan si ibu sudah seperti sedia kala sebelum melahirkan bahkan bisa membantu memasak waktu sepasaran.
Cara membuatnya cukup mudah. Daun srigunggu dengan jumlah ganjil bisa tujuh atau sembilan lembar ditambah dengan kulit akar diambil kira-kira 7-10 cm direbus dengan air hingga mendidih. Diminum dengan gelas ukuran kecil. pada pagi dan sore. Bila sisa rebusan masih bisa digunakan untuk hari besoknya dengan terlebih dahulu direbus lagi. Ini dilakukan beberapa hari tanpa putus. Bila setelah dirasa cukup minum obat bisa dihentikan.
Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar