Pada
hari Sabtu, 22 Maret 2014 pukul 11.20 WIB dilangsungkan tahlil dalam rangka
haul KH Muchlas Taufiq ke-22 di Pondok Pesantren Alhidayah Termas Baron
Nganjuk. Kegiatan ini adalah agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Ndalem
dalam hal ini Ibu Nyai Hj. Siti Fatimah Muchlas.
Sejak
mendapat tugas di MTsN Termas tahun 2008, saya
selalu mendapat undangan haul. Haul dibagi menjadi dua acara. Pertama
pesertanya adalah lembaga pendidikan di lingkungan Pondok. Diantaranya keluarga
besar PAUD, RA, MIN Termas, MTsN Termas dan MA Alhidayah. Keluarga besar di
sini maksudnya guru dan karyawan. Memang lembaga pendidikan di lingkungan
pondok termasuk banyak. Bahkan ada madrasah negerinya. Menurut sejarahnya
madrasah negeri yang ada yakni MIN dan MTsN Termas cikal bakalnya dari pondok
pesantren Termas. Sehingga bila diundang agar tidak seperti papatah “kacang
lupa kulitnya”. Guru atau pegawai baru perlu menyadari bahwa lembaga yang
menaunginya dulunya adalah sebuah pondok pesantren. Sehingga denyut nafas dan ruh pesantren jangan sampai hilang
dalam keseharian. Dari sini saja jumlah orang yang diundang lumayan banyak.
Bisa mencapai puluhan. Sesuai dengan kapasitas lembaga masing-masing.
Sedang
acara haul selanjutnya adalah mengundang masyarakat sekitar pondok. Ini dilakukan
pada hari Ahad, 23 Maret 2014 di malam hari. Jumlah yang diundang lebih besar
lagi. Terkait dengan haul ada tujuan yang ingin diraih. Yakni kirim doa kepada
arwah leluhur. Sebagai bentuk rasa terima kasih kepada orang tua yang telah
melahirkan dan mendidik hingga menjadi seperti sekarang maka adalah hal yang
wajar. Dan sudah seharusnya. Berterima kasih atas karunia nikmat yang pertama
kepada Allah Swt. Pemilik alam semesta.
Yang kedua, kepada manusia. kepada manusia ini diantaranya kepada orang tua dan
leluhur. Adanya leluhur dan orang tualah sehingga menjadikannya ada diri kita.
Alangkah bahagianya orang yang tinggal di alam kubur bila mendapat kiriman amal
dari anak dan orang saleh yang masih hidup. Digambarkan orangnya akan tersenyum
di sana karena bekal perjalanan tercukupi. Namun sebaliknya mereka akan merana
bila tidak ada kiriman amal dari anak dan saudaranya.i
Kiriman bisa berupa bacaan Alquran, salawat
nabi, kalimah tayyibah, sedekah makanan dan sebagainya. Amal yang disertai niat
ikhlas kepada Allah akan menjadi kiriman yang luar biasa bagi yang sudah
meninggal dunia. Dan acara haul diisi dengan hal tersebut di atas.
Haul juga berisi meneladani perilaku hidup
yang diperingati. KH Muchlas Taufiq adalah Kiai Pengasuh Pondok Pesantren
Alhidayah. Kesederhanaan hidup kiai, kasih sayang dalam membina santri dan
jihad di bidang pendidikan untuk mempersiapkan generasi Islam yang sesuai
dengan zamannya adalah hal yang perlu menjadi ruh bagi kita semua. Pondok
pesantren yang juga membuka pendidikan formal adalah hal yang baru. Tidak semua
pengasuh pesantren salaf menerima perubahan seperti ini. Dengan ijtihad KH
Muchlas Taufiq dibukalah beberapa pendidikan formal agar kelak santri bisa
menatap masa depan yang lebih cerah.
Semoga kita semua sebagai insan pendidikan
bisa meneladani perilaku KH Muchlas Taufiq dan dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari dalam mendidik siswa di lembaga pendidikan masing-masing. Dan juga
semoga amal saleh beliau diterima di sisi Allah, diluaskan dan di beri cahaya
makamnya, di akui sebagai umat Nabi Muhammad Saw. dan mendapat syafaatnya.
Serta dengan rahmat Allah dimasukkan surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan.
Wallahul a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar