Banyak amalan ibadah yang
dilaksanakan pada bulan Muharram. Diantaranya adalah yatiman. Istilah ini
berasal dari kata yatim. Merujuk pada anak yang tidak memiliki bapak. Sedangkan
kegiatan yatiman dimaksudkan pemberian santunan bisa berupa uang dan barang
yang dilakukan oleh orang perorang atau kelompok kepada anak yatim. Kegiatan
ini dimaksudkan untuk mempererat hubungan silaturahmi dan melaksanakan perintah
Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Untuk senantiasa memberi kasih sayang kepada anak
yatim.
Anak yatim yang saya ketahui memang
agak nakal. Mungkin karena kurang perhatian dari orang tua terutama figure bapak.
Nakal ini bisa saja untuk mencari perhatian dari orang lain. Bila di sekolah
biasanya banyak membuat ulah yang kadang membuat jengkel orang lain. Tidak
terkecuali guru. Hanya saja perlu dimaklumi siapa anak yatim dan berbuat
seperti itu. Anak yatim perlu mendapat perhatian karena untuk kelangsungan
hidupnya. Yatim juga merujuk pada anak yang belum berusia baligh dan secara
ekonomi perlu dibantu. Jika ada anak yatim kaya dalam arti mendapat warisan
dari bapaknya tidak begitu perlu dibantu secara financial. Karena biaya untuk
hidup sudah ada tinggal mungkin dibantu diarahkan agar bisa menjadi anak yang
soleh solihah.
Kedudukan anak yatim istimewa
menurut Kanjeng Nabi. Beliau mengilustrasikan dua jari. Satunya beliau sendiri
dan anak yatim. Barang siapa menyayangi anak yatim maka nanti kelak masuk surge
bersama Nabi.
Tidak jarang anak yatim yang
sukses hidupnya. Seperti halnya Kanjeng Nabi. Sebelum lahir sudah ditinggal
wafat ayahnya, Sayyid Abdullah. Lalu diusia dua tahun ibu beliau, Sayyidah
Aminah juga meninggal. Jadilah beliau yatim piatu. Kemudian yang mengasuh
beliau berganti-ganti. Mulai dari kakeknya Sayyid Abdul Muthalib hingga
pamannya Abu Thalib. Dari sini beliau ditempa banyak pengalaman hidup sehingga
kelak mandiri. Begitu juga anak yatim yang ada di sekitar kita. Banyak para
penyantun yang tergabung dalam suatu yayasan, atau juga perorangan yang focus
akan penyantunan anak yatim.
Lembaga-lembaga tersebut sangat membantu kehidupan anak yatim hingga bisa mandiri tentu saja disisi lain karena menggunakan dana dari masyarakat perlu laporan penggunaan dana yang akuntabel.
Lembaga-lembaga tersebut sangat membantu kehidupan anak yatim hingga bisa mandiri tentu saja disisi lain karena menggunakan dana dari masyarakat perlu laporan penggunaan dana yang akuntabel.
Seiring dengan berjalannya bulan
Muharram sambil tabarukan tanggal sepuluh Muharram, tadi malam Masjid Baitul
Atqiya’ menjadi sohibul bait santuan anak yatim yang diselenggarakan oleh
Pengurus Ranting Muslimat NU Pisang. Ada puluhan anak yang menerima santunan.
Tiap anak mendapatsantunan sebesar Rp 30.000,00. Jumlah sebesar ini memang
dirasa tidak cukup untuk biaya hidup maupun biaya sekolah. Namun semoga saja
bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh walinya untuk memenuhi kebutuhan
si anak.
Ketua Pengurus Ranting Muslimat
NU Pisang, Umi Salamah mengatakan bahwa kegiatan santunan anak yatim ini rutin
dilaksanakan setiap tahun. Sebagai ikhtiar melaksanakan perintah Kanjeng Nabi
dan memupuk jiwa social warga Muslimat NU. Siapa lagi yang peduli pada
saudara-saudara kita bila bukan kita.
Acara dihadiri oleh Jamaah Tahlil
wa Taklim Babussalam dan tentu saja warga Muslimat NU Pisang. Diawali dengan
tausiah oleh Ketua Takmir Masjid H. Basyari Utsman lalu bacaan tahlil
dilanjutkan acara santunan dan diakhiri dengan membaca salawat Nabi. Wallahu
a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar