Kabinet bukan terlalu –kebesaran-
ini sebagai bentuk penghargaan akan kebesaran lembaga. Lembaga yang kita
banggakan bersama seluruh keluarga besar. Maksudnya adalah adanya fungsionaris
baru yang menahkodai MTsN Termas kedepan. Ada wajah baru dan lama. Dimulai dari
Kepala Madrasah yang baru Drs. Zainul Fuat, M.Pd.I. Seorang sosok yang sudah
berpengalaman membesarkan madrasah yang beliau pimpin. Mulai dari MIN
Cangkringan Pace, lalu MIN Tanjungtani Prambon kemudian MIN Kedungombo
Tanjunganom. Baru kemudian dipromosikan menjadi manajer di MTsN Termas Baron.
Dari deretan wakil kepala ada
yang masih tetap pejabat lama ada juga
yang baru. Waka kurikulum dari rotasi waka kesiswaan sedang jabatan waka
kesiswaan dipercayakan kepada tenaga baru yang baru kembali dari madrasah
setingkat. Ucapan selamat sebenarnya agak terlambat. Karena sudah hamper
sebulan bertugas. Namun tanpa mengurangi waktu yang berjalan, cabinet yang baru
perlu diberi apresiasi untuk kemajuan, kebesaran madrasah tercinta kedepan.
Formasi cabinet memang tergantung
kepada pimpinan. Pimpinan memilih seseorang sudah berdasar pertimbangan yang
matang. Menilik hal ini ada formasi berdasar masa kerja, periodisasi,
senioritas, atau juga mewujudkan “the dream team”. Untuk melaksanakan tugas
yang berjibun banyaknya apalagi ikhtiar untuk meningkatkan performance madrasah
menjadi lebih baik memang dibutuhkan tenaga dengan speed tinggi – meminjam istilah
jokowi. Bila orang lain membutuhkan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun maka
dengan mekanisme dan perencanaan yang sederhana namun mendasar maka bias saja ‘digelak’
organisasinya maka akan lari kencang. Kembali lagi semuanya sudah tersusun dengan
formasi yang lengkap dan sempurna kita menunggu perubahan yang akan dijalankan.
Sebagai bagian keluarga besar,
sudah sewajarnya kita membantu dengan potensi yang dimiliki untuk membesarkan
lembaga. Sebagaimana sapu lidi. Akan bias membersihkan sampah karena puluhan
lidi diikat menjadi satu. Begitu pula organsasi pendidikan ini akan bias melaksanakan
program-programnya bila semuanya bersatu untuk menggapai yang dicita-citakan
bersama. Begitu juga seperti sholat jamaah. Makmum harus ikut komando imam. Semangat
berjamaah ini yang perlu terus digelorakan agar harapan perubahan kualitas
pendidikan menjadi kenyataan. Wallahu a’lam bi al shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar