Jamaah Mujahadah Padang Mbulan Putri usai salat sunah. |
اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَان
Pada tahun kesepuluh dari kenabian,
Kanjeng Nabi mendapat perintah Salat lima waktu. Pertanyaannya kemudian apakah
selama sepuluh tahun kenabian tidak melaksanakan salat?
Hal ini memang jarang kita dengar. Namun
ternyata selama jangka waktu itu tetap melaksanakan salat. Syariatnya mengikuti
ala Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang terpaut 3000 tahun dengan Kanjeng Nabi.
Salatnya berupa 2 rakaat di waktu pagi dan 2 rakaat di waktu sore.
Dalam 10 tahun periode di Mekkah
dakwahnya dilakukan secara sirri atau diam-diam. Dari rumah ke rumah dan
keluarga dekat. Posisi Nabi masih aman karena dilindungi oleh Ibu Khadijah
(isteri Nabi) dan pamannya, Abu Thalib.
Ibu Khadijah disegani kalangan Quraish
karena mempunyai kekuasaan perdagangan, kekayaan, dan nasab yang mulia. Dari
sisi perdagangan ternyata menjadi penguasa jalur perdagangan Mekkah-Syam waktu
itu. Bila berani berdagang sendiri pada jalur tersebut bisa saja pulang tinggal
nama saja. Karena perampok dan penyamun bisa datang dengan tiba-tiba.
Penyerahan kenanag-kenangan oleh Rais Syuriyah, H. Basyari Utsman. |
Ngaji bareng bersama Drs. K. Imam Masyhadi alhafidz. |
Namun bila bergabung dengan kafilah dagangnya Ibu Khadijah dijamin aman dalam perjalanan hingga kembali. Sehingga para pedagang dan penguasa pada waktu itu segan kepada Ibu Khadijah. Bila melukai hatinya, bisa-bisa mata pencahariannya gulung tikar.
Paman Nabi, Abu Thalib
berasal dari Bani Hasyim yang disegani
karena mengelola Ka’bah dan Sumur Zam-zam. Setelah keduanya wafat maka tidak
ada lagi pelindung Nabi. Hati Nabi bingung, karena sebagian pegangan hidupnya
sudah tidak ada lagi. Yang kemudian dikenal dengan amul huzni (tahun duka
cita).
Kemudian Nabi dihibur
hatinya dengan peristiwa isra’ mikraj. Pagi harinya Nabi mengumpulkan banyak
orang untuk menyampaikan perintah Allah berupa salat lima waktu.
Dengan dakwah
diam-diam saja, banyak halangan dan rintangan yang dihadapi. Padahal ada
pelindung beliau. Sekarang pelindung sudah tidak ada dan diperintahkan
berdakwah dengan terang-terangan. Hal inilah yang berkecamuk di hati Nabi.
Karena ini adalah
perintah Allah tetap dilaksanakan. Korban berjatuhan di pihak sahabat. Yang
masih menjadi budak semakin disiksa oleh tuannya. Seperti sahabat Bilal dan
sahabat keluarga Yasir. Ada juga sahabat yang kembali ke agama semula karena
tidak percaya dengan Nabi.
Dilihat dari teori
organisasi, adanya isra’ mikraj sebagai penyeleksi militansi atau loyalitas
sahabat. Bila dihadapkan sesuatu yang urgen, bisa suatu saat organisasi membuat
sesuatu sebagai penyeleksi. Hal ini akan diperolah anggota organisasi yang
benar-benar loyal, tidak abu-abu.
Demikianlah pengajian
yang diberikan oleh Drs. K. Imam Masyhadi Alhafidz saat Lailatul Mujahadah
Padang Mbulan (Lailatul Ijtima') di Musala Almuttaqin Pisang hari Ahad, 24 April 2016.
Di luar dugaan jamaah
yang datang meluber hingga halaman musala hingga dibuatkan tenda. Jamaah dari
berbagai musala sedesa Pisang berdatangan didukung dengan cuaca yang cerah
sejak pagi hari.
Semoga amaliyah
Nahdliyyin senantiasa lestari untuk menangkal paham radikal yang sedang marak
akhir-akhir ini. wallahu a’lam bi alshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar