Senin, 16 November 2015

Kebersihan Itu



Alhamdulillah setelah ditunggu berbulan-bulan, hujan mulai turun dibeberapa tempat. Para petani mulai bisa tersenyum. Rencana memulai menanam padi segera dibuat. Bagi yang suka bepergian harus siap-siap bila terjadi hujan. Menyiapkan jas hujan.
Musim   pancaroba, inilah istilah yang pas menggambarkan musim sekarang ini. Biasanya juga ada dampak adaptasinya tubuh terhadap cuaca. Bagi tubuh yang tidak fit bisa sakit. Flu adalah salah satu yang biasa diderita dalam musim pancaroba. Maka sudah wajar dan menjadi keharusan bila kita hati-hati dan waspada menghadapinya.
Ada beberapa kebiasaan yang tidak patut ditiru dan biasa dilakukan oleh siswa. Diantaranya membuang sampah di bawah bangku. Pada awalnya tidak terasa, lama-kelamaan sampah akan menumpuk di bawah bangku. Nyamuk akan berkembang biak di tempat ini. Hal inilah yang berbahaya. Nyamuk akan menjangkiti peserta didik. Dan terjadilah sakit.
Bila ada banyak nyamuk jangan disalahkan. Karena memang yang mengundang nyamuk dirimu sendiri. Anak-anak perlu diajak membuang bungkus jajan pada tempatnya. Bila tidak ada tempat sampah maka bisa saja bungkus jajan disimpan dulu pada tas, saku baju atau celana, atau bisa juga pada lipatan baju.
Terkadang hujan berlangsung pada sore. Seusai jam pelajaran di madrasah. Anehnya mereka juga hujan-hujan dengan baju seragam yang masih dipakai untuk esok hari. Akhirnya pada hari berikutnya tidak memakai seragam yang ditentukan lalu juga memakai sandal ke madrasah. Hal inilah yang perlu dihindari. Sebenarnya sangat anak-anak suasanya. Namun oleh karena menuruti kemauan hati namun akhirnya melanggar peraturan madrasah. Hal inilah yang seharusnya dihindari.
Ada satu hal lagi kebiasaan yang perlu dihindari ketika upacara yakni banyak anak yang tertawa, apalagi bila kebetulan petugas upacara salah melaksanakan tugasnya. Belum lagi berbincang-bincang dengan teman sebelahnya akhirnya upacara terasa tidak khitmat.
Ada satu lagi yang perlu diperbaiki yakni ketika berdoa.
Berdoa adalah bentuk penghambaan makhluk kepada Sang Pencipta. Menunjukkan bahwa makhluk membutuhkan sang pemilik jagat raya. Untuk itu ada tata cara agar sesuai dengan format penghambaan. Meminta kok sambil tertawa dan merasa tidak butuh. Kalimat ini memang sering terlupakan. Bahwasanya yang benar adalah berdoa memohon kepada Allah Swt. Agar dikabulkan permintaan kita. Dengan perasaan harap-harap cemas bila doa tidak diijabahi juga optimis bahwa permintaan kita sebagai hamba pasti dikabulkan oleh Allah.
Untuk itu ketika berdoa tidak boleh diselingi dengan canda, konsentrasi untuk berdoa, aktivitas lain ditinggalkan. Sejenis dengan berdoa adalah ketika akan salat. Entah mengapa masih banyak siswa yang belum memahami adab salat.
Ketika iqamah sudah dikumandangkan namun ada saja yang masih senggol-senggolan dengan teman sebelahnya, masih bercanda, masih tenang-tenang duduk diteras tidak segera mengambil barisan terdepan. Ini adalah cermin ketidaktahuan, ketidakmengertian siswa saja. Atau belum dibiasakan.
Kembali bila format pendidikan menjadi lebih baik bila dibiasakan. Bila ada perbuatan yang dibiasakan maka bila sudah tiba waktunya maka perbuatan itu akan dilakukan tanpa ada perintah, atau paksaan dari orang lain. Namun sudah dikontrol oleh diri pribadinya.
Jadi satu sisi drill kelihatan monoton pada awalnya, namun aspek ini sangat perlu untuk membuat pembiasaan ibadah bagi diri, anak didik kita.
Demikian garis besar amanat pembina upacara hari Senin (16/11/2015) oleh Pak Komari, S.Pd. dihalaman MTSN Termas  Baron.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar