Sabtu, 20 Juni 2015

Ziarah Kubur Menjelang Ramadan

Tradisi ziarah kubur memang dianjurkan dalam Islam. Awalnya memang dilarang oleh Nabi. Karena tingkat keimanan sahabat yang belum kokoh waktu itu. Namun setelah itu bahkan dianjurkan. Dan menjadi bentuk amalan soleh.
Tradisi ini berlaku hingga kini. Menjelang Ramadan tahun ini tepatnya H-2 hingga H-1 masyarakat berbondong-bondong ke makam. Sambil membawa anak isteri untuk mendoakan orang tua. Anak yang bertempat tinggal di luar kotapun rela berkendara pulang kampung sekedar untuk mengunjungi orang tuanya yang sudah meninggal.
Hal ini saya temui kemarin pada H-1 di Makam Desa Pisang. Selepas salat duhur saya ke makam orang tua bersama anak-anak. Tampak banyak orang yang sudah datang berziarah. Saya lihat banyak orang yang membaca tahlil dan yasin di makam orang tua masing-masing. Ada juga yang memasang kijing di makam. Memang menjelang Ramadan musim memasang kijing makam.
Pemandangan tumpah ruah tampak di makam desa Tanjungkalang Kecamatan Ngronggot. Seisi makam tumplek blek diisi oleh orang berziarah. Bahkan banyak area parkir dadakan di sepanjang jalan. Yang mendapat berkah tentu saja tukang parkir dan pedagang bunga.
Ziarah kubur sebenarnya sudah acapkali dikerjakan tiap kamis sore. Namun bila menjelang Ramadan tidak melakukan terasa ada yang kurang. Sehingga berusaha menyempatkan diri untuk tetap datang berziarah.
Bila dipikir sejenak. Orang tua kita atau kakek nenek yang sudah meninggal. Tentunya sangat jarang kita bertemu. Beda dengan orang tua yang masih hidup. Bila bukan kita yang menengok untuk berkirim doa untuk beliau lalu siapa yang datang menengok. Orang lain tentu menengok orang tuanya sendiri. Jadi berziarah ke makam orang tua bukan berdoa untuk meminta orang tua. Namun mendoakan beliau agar diterima amal solehnya.
Lalu diampuni dosa dan khilafnya. Diberi kelapangan dan terang kuburnya. Diakui sebagai umat Nabi Muhammad dan mendapat syafaatnya. Lalu dimasukkan surga atas rahmat Allah. wallahu a’lam bi alshawab.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar