Selasa, 24 Desember 2013

Yatiman Nahdlatul Ulama Pisang

Banyak amalan ibadah yang dilaksanakan pada bulan Muharram. Diantaranya adalah yatiman. Istilah ini berasal dari kata yatim. Merujuk pada anak yang tidak memiliki bapak. Sedangkan kegiatan yatiman dimaksudkan pemberian santunan bisa berupa uang dan barang yang dilakukan oleh orang perorang atau kelompok kepada anak yatim. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mempererat hubungan silaturahmi dan melaksanakan perintah Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Untuk senantiasa memberi kasih sayang kepada anak yatim.
Anak yatim yang saya ketahui memang agak nakal. Mungkin karena kurang perhatian dari orang tua terutama figure bapak. Nakal ini bisa saja untuk mencari perhatian dari orang lain. Bila di sekolah biasanya banyak membuat ulah yang kadang membuat jengkel orang lain. Tidak terkecuali guru. Hanya saja perlu dimaklumi siapa anak yatim dan berbuat seperti itu. Anak yatim perlu mendapat perhatian karena untuk kelangsungan hidupnya. Yatim juga merujuk pada anak yang belum berusia baligh dan secara ekonomi perlu dibantu. Jika ada anak yatim kaya dalam arti mendapat warisan dari bapaknya tidak begitu perlu dibantu secara financial. Karena biaya untuk hidup sudah ada tinggal mungkin dibantu diarahkan agar bisa menjadi anak yang soleh solihah.
Kedudukan anak yatim istimewa menurut Kanjeng Nabi. Beliau mengilustrasikan dua jari. Satunya beliau sendiri dan anak yatim. Barang siapa menyayangi anak yatim maka nanti kelak masuk surge bersama Nabi.
Tidak jarang anak yatim yang sukses hidupnya. Seperti halnya Kanjeng Nabi. Sebelum lahir sudah ditinggal wafat ayahnya, Sayyid Abdullah. Lalu diusia dua tahun ibu beliau, Sayyidah Aminah juga meninggal. Jadilah beliau yatim piatu. Kemudian yang mengasuh beliau berganti-ganti. Mulai dari kakeknya Sayyid Abdul Muthalib hingga pamannya Abu Thalib. Dari sini beliau ditempa banyak pengalaman hidup sehingga kelak mandiri. Begitu juga anak yatim yang ada di sekitar kita. Banyak para penyantun yang tergabung dalam suatu yayasan, atau juga perorangan yang focus akan penyantunan anak yatim.
Lembaga-lembaga tersebut  sangat membantu kehidupan anak yatim hingga bisa mandiri tentu saja disisi lain karena menggunakan dana dari masyarakat perlu laporan penggunaan dana yang akuntabel. 
Seiring dengan berjalannya bulan Muharram sambil tabarukan tanggal sepuluh Muharram, tadi malam Masjid Baitul Atqiya’ menjadi sohibul bait santuan anak yatim yang diselenggarakan oleh Pengurus Ranting Muslimat NU Pisang. Ada puluhan anak yang menerima santunan. Tiap anak mendapatsantunan sebesar Rp 30.000,00. Jumlah sebesar ini memang dirasa tidak cukup untuk biaya hidup maupun biaya sekolah. Namun semoga saja bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh walinya untuk memenuhi kebutuhan si anak.
Ketua Pengurus Ranting Muslimat NU Pisang, Umi Salamah mengatakan bahwa kegiatan santunan anak yatim ini rutin dilaksanakan setiap tahun. Sebagai ikhtiar melaksanakan perintah Kanjeng Nabi dan memupuk jiwa social warga Muslimat NU. Siapa lagi yang peduli pada saudara-saudara kita bila bukan kita.

Acara dihadiri oleh Jamaah Tahlil wa Taklim Babussalam dan tentu saja warga Muslimat NU Pisang. Diawali dengan tausiah oleh Ketua Takmir Masjid H. Basyari Utsman lalu bacaan tahlil dilanjutkan acara santunan dan diakhiri dengan membaca salawat Nabi. Wallahu a’lam bi al shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar